REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ikhtiyar Ketua Umum PSSI Erick Thohir menemui pengurus FIFA membuahkan hasil. Dunia sepak bola Indonesia hanya mendapat sanksi ringan. FIFA ingin Indonesia membuktikan keseriusan memajukan sepak bola. Langkah tersebut mendapatkan apreasiasi dari banyak pihak.
Dekan Fisipol Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Wawan Mas’udi menilai Menteri BUMN tersebut berhasil menjaga kredibilitas Indonesia di pentas internasional melalui aksi penyelamatan dunia sepak bola. Erick dinilai mampu menjaga kredibilitas Indonesia dengan negosiasi langsung bersama FIFA agar terhindar dari sanksi berat.
Pengalaman ini membuktikan mantan presiden Intermilan ini memiliki kemampuan komunikasi yang andal. “Tak hanya meyakinkan FIFA, Erick Thohir juga mampu menyelamatkan kredibilitas Indonesia,” terang Wawan dalam keterangannya pada Selasa (11/4/2023).
Seperti diketahui, penghapusan status tuan rumah Piala Dunia U-20 Indonesia dilakukan FIFA dikarenakan terdapat resistensi atas kehadiran Timnas U-20 Israel. Dikarenakan hal tersebut Indonesia kemudian terancam sanksi berat FIFA. Namun berkat lobi Erick Thohir, sanksi berat tak jatuh ke Indonesia.
Erick Thohir berhasil meyakinkan FIFA jika Indonesia akan melakukan transformasi dunia sepak bola sehingga sanksi berat hanya akan menjadi kontra produktif dan berdampak dengan banyak kerugian. Akhirnya dengan negosiasi yang dilakukan oleh Eks Presiden Inter Milan tersebut FIFA hanya memberikan sanksi administrasi berupa pembekuan bantuan dana operasional kepada PSSI.
“Erick Thohir mampu meyakinkan FIFA bahwa di bawah kepemimpinannya transformasi sepak bola di Indonesia dapat terwujud. Ini membuktikan keahlian Erick Thohir khususnya dalam bernegosiasi,” ujar Wawan.
Terakhir, ia menambahkan penyelamatan dunia sepak bola tidak hanya bukti kepiawaian Erick Thohir dalam meraih kepercayaan dunia internasional. Sebelumnya, ia juga berhasil meraih kepercayaan internasional ketika di masa pandemi Covid-19.
Erick Thohir kala itu diberikan amanah sebagai Ketua Pelaksana Komite Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional menjadi salah satu delegasi pemerintah dalam pencarian vaksin. Mengemban amanah tersebut ia berhasil menghadirkan jutaan vaksin Covid-19 untuk melindung 200 juta lebih masyarakat Indonesia.
“Saya kira bukti kepiawaian Erick Thohir dalam bernegosiasi dan membangun kepercayaan internasional tak hanya di bidang olah raga saja. Tetapi di bidang ekonomi dan pada saat pandemi Covid-19 Erick juga membuktikan keberhasilannya dalam bernegosiasi dan membangun kepercayaan internasional," pungkas Wawan.
Kesuksesan lobi FIFA
Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengungkap alasan di balik terhindarnya Indonesia dari sanksi pembekuan oleh FIFA. Menurut Erick, terhindarnya Indonesia dari sanksi berat itu bukan karena kedekatan personalnya atau Presiden Jokowi dengan Presiden FIFA Gianni Infantino.
Menurut Erick, alasannya adalah pertimbangan rasional FIFA melihat komitmen Indonesia untuk menata sepak bolanya lewat manajemen yang lebih tertata dan profesional. Erick mengungkap, dia datang ke markas FIFA dengan membawa peta jalan (blueprint) yang berisi program jangka pendek hingga panjang terkait perbaikan sepak bola.
"Presiden Gianni selalu bilang mana blue printnya? Di situ (Swiss), Saya bawa blueprint Garuda Mendunia. Di situ ada data-data ekonomi yang menunjukkan ekonomi Indonesia terus naik tetapi prestasi olahraganya turun. Berarti memang kita lack of management, kurang manajemen dan komitmen. Nah itulah mengapa presiden Gianni selalu menanyakan mana blueprintnya," ujar Erick kepada media di Jakarta, Senin (10/4/2023).
Dalam blueprint yang disusun PSSI bersama pemerintah dipaparkan komitmen untuk membenahi total fasilitas. Komitmen bahkan telah diimplementasikan langsung Presiden Jokowi via Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. "Pak Presiden Jokowi luar biasa menugaskan Pak Bas (Basuki) untuk merenovasi 22 stadion untuk timnas Liga 1,2, dan 3. Itu luar biasa. Itu komitmen yang FIFA tunggu-tunggu," ucap Erick.
Erick optimistis, dengan pondasi utama fasilitas dan infrastruktur yang semakin baik maka peta jalan perbaikan sepak bola Indonesia bisa membawa banyak perubahan. Muaranya, kata Erick, adalah peningkatan prestasi Indonesia di lapangan sepak bola. Ini selaras dengan prestasi di bidang ekonomi yang terus meningkat dari waktu ke waktu. "Kuncinya adalah manajemen dan komitmen," kata Erick menegaskan.