Slamet, mengatakan, skema layanan jamaah haji ramah lansia dapat berjalan efektif, jika beberapa hal ini terpenuhi. Pertama, terpenuhinya istitha'ah kesehatan dalam rangka perlindungan terhadap jamaah haji. Supaya dapat melaksanakan ibadahnya sesuai dengan ketentuan syariat Islam. 

"Oleh karenanya perlu dilakukan pembinaan dan pelayanan kesehatan calon jamaah haji sejak dini," kata Slamet saat Bimbingan Teknis Tugas dan Fungsi PPIH Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede, Senin (10/4/2023).

Ia menjelaskan, kedua, ketersediaan sarana dan prasarana yang ramah lansia. Ketiga, keramahan, kepedulian, kesigapan dan kesiagaan petugas dalam memberikan layanan kepada jamaah haji lansia. Seperti mengingatkan untuk beribadah sesuai dengan kemampuannya dan selalu berkomunikasi efektif dengan jamaah haji lansia.

Keempat, terpenuhinya manasik haji ramah lansia yang efektif. Kelima, terpenuhinya standard operating procedure (SOP) layanan yang jelas. Keenam, terbangunnya kesadaran dan kepedulian terhadap jamaah haji lansia.

"Ketujuh, adanya komitmen bersama untuk memberikan layanan terbaik kepada jamaah haji lansia," ujar Slamet.

Slamet juga menyampaikan tujuan program haji ramah lansia. Pertama, tersedianya sarana prasarana serta fasilitas penyelenggaraan ibadah haji yang mendukung kebutuhan serta pemenuhan hak lansia.

"Kedua, terwujudnya peran pemerintah khususnya Kementerian Agama baik ketika di Tanah Air, di perjalanan atau di Arab Saudi dalam upaya peningkatan kenyamanan jamaah haji lanjut usia," jelas Slamet.

Slamet menambahkan, tujuan ketiga, terwujudnya lansia yang mandiri, sehat, aktif, dan produktif. Keempat, terwujudnya perlindungan dan pendampingan jamaah haji lansia yang mengalami keterbatasan fisik, mental, sosial, dan ekonomi.

Berdasarkan data, jamaah haji lansia tahun 2023 totalnya 66.943 jamaah. Di antaranya jamaah haji berusia 65 sampai 74 tahun sebanyak 45.796 atau 68,4 persen. Jamaah berusia 75 sampai 84 tahun ada sebanyak 12.912 jamaah atau 19,3 persen.