REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam momentum Ramadhan tahun ini, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) kembali hadir memberikan manfaat bagi umat melalui program kemaslahatan. BPKH bersama 11 mitra kemaslahatan memberikan bantuan puluhan ribu Alquran dan kado Ramadhan senilai Rp15.873.124.750 kepada umat Islam di berbagai daerah di Indonesia.
Bantuan kemaslahatan tersebut berupa 50 ribu Mushaf Alquran, 17 ribu kado Ramadhan, 41.000 bingkisan Ramadhan, 1.100 Alquran Braille, seribu mushaf Alquran Imam, dan seribu dudukan Mushaf Alquran Imam. Sedangkan 11 mitra kemaslahatan yang terlibat dalam program ini, yaitu Baznas, Laznas PPPA Darul Quran, Lazisnu-Nu Care, Lazismu, Lazuq, Baitul Maal Muamalat, DT Peduli, Rumah Zakat, Solo Peduli, Dompet Dhuafa dan Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Bantuan tersebut akan disebar ke pelosok provinsi di Indonesia yang ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat mulai dari jamaah masjid, majelis taklim, para muslim dan mustahik di daerah minoritas, orang tua renta hingga anak-anak berkebutuhan khusus.
"Jadi kami melalui dana kemaslahatan melakukan distribusi kepada masyarakat muslim di Indonssia dari Sabang sampai Merauke agar mereka dapat menikmati bulan Ramadhan dan juga dapat mengikuti Idul Fitri dengan baik dan gembira," ujar Kepala BPKH Fadlul Imansyah saat diwawancara dalam acara peluncuran program kemaslahatan "Ramadhan 1444 H Bersama BPKH" di Muamalat Tower, Jakarta Selatan, Selasa (11/4/2023).
Dalam acara ini, Fadlul memberikan bantuan tersebut secara simbolis kepada mitra kemaslahatan untuk diteruskan kepada penerima manfaat. Penyerahan bantuan ini juga disaksikan oleh Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi, Ketua Komisi VIII DPR Ashabul Kahfi, Dirjen PHU Hilman Latief dan perwakilan mitra kemaslahatan Rizaludin Kurniawan dari Baznas.
Fadlul menjelaskan, kegiatan ini merupakan ikhtiar BPKH berkolaborasi dengan mitra kemaslahatan dalam memberikan manfaat dan maslahat bagi masyarakat secara umum dan umat muslim secara khusus.
“Di bulan yang penuh berkah dan bertepatan dengan malam Laitul Qadar adalah momen yang tepat berbagi dengan sesama muslim agar keberkahan Ramadan bisa diraih serta mendapatkan pahala yang melimpah dari Allah SWT,” ujar Fadlul.
Kegiatan kemaslahatan ini menggunakan Nilai Manfaat Dana Abadi Umat (DAU), di mana pokoknya tetap dan akan terus bertambah. Sehingga tidak ada dana setoran awal yang digunakan untuk kegiatan Kemaslahatan.
"Yang digunakan dan didistrubsikan sebgaai dana kemaslahatan adalah hasil investsi dari pengelolaan Dana Abadai Umat. Jadi bukan pokok dari Dana Abadi Umat yang diserahterimakan dari Kemenag kepada BPKH," ucap Fadlul.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi mengapresiasi kegiatan kemasalahatan yang diselenggarakan BPKH karena telah memberikan maslahat bagi kemajuan bangsa. Dia juga meminta nilai manfaat Dana Abadi Umat dikelola dengan sebaik-baiknya, amanah dan transparan.
"Kepada BPKH saya menitipkan untuk menjaga dana ini tetap terus ada mengelolanya secara optimal dengan tetap memperhatikan prinsip amanah dan kehati-hatian dan menyebarkannya dengan baik dengan benar. Sehingga sumbangan jamaah haji tetap menjadi amal jariyah yang terus memberikan manfaat dan mengalirkan pahala bagi mereka," kata Zainut.
Sementara itu, Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi mengungkapkan bahwa kehadiran BPKH telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat melalui program kemaslahatannya. Dia pun berharap BPKH dapat meningkatkan nilai manfaat dan mengelola dana haji dengan sebaik-baiknya.
"Tentu harapan kita kehadiran BPKH yang punya program kepedulian sosial tentu tujuan utamanya bukan untuk memelihara kemiskinan tapi bisa membawa manfaat sehingga sewaktu-waktu mereka yang tidak berdaya pada akhirnya mereka bisa berkapasitas dan bisa hidup mandiri," jelas Ashabul.