Rabu 12 Apr 2023 06:23 WIB

Iran Kembali Terima Pasokan BBM dari Rusia

Rusia memasok 30 ribu ton bensin dan solar ke Iran pada Februari dan Maret 2023.

Rep: Dwina Agustin, Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Nozel BBM di sebuah SPBU (ilustrasi). Rusia memulai ekspor bahan bakar ke Iran dengan kereta api tahun ini untuk pertama kalinya.
Foto: AP Photo/Jae C. Hong
Nozel BBM di sebuah SPBU (ilustrasi). Rusia memulai ekspor bahan bakar ke Iran dengan kereta api tahun ini untuk pertama kalinya.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia memulai ekspor bahan bakar ke Iran dengan kereta api tahun ini untuk pertama kalinya. Menurut tiga sumber industri dan data ekspor, kegiatan perdagangan terjadi setelah pembeli reguler menghindari transaksi dengan Moskow.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengumumkan pada tahun lalu, dimulainya pertukaran pasokan produk minyak dengan Iran. Namun sumber yang dikutip Reuters menyatakan, pengiriman sebenarnya baru dimulai tahun ini.

Baca Juga

Menurut dua sumber yang mengetahui data ekspor mengatakan, Rusia memasok hingga 30 ribu ton bensin dan solar ke Iran pada Februari dan Maret. Sumber ketiga mengonfirmasi perdagangan tersebut tetapi tidak dapat mengonfirmasi volumenya.

Semua volume dipasok dengan kereta api dari Rusia melalui Kazakhstan dan Turkmenistan. Salah satu sumber mengatakan, bahwa beberapa kargo bensin dikirim dari Iran ke negara tetangga, termasuk Irak dengan truk.

Iran adalah produsen minyak dan memiliki kilang sendiri. Namun, menurut pedagang di pasar produk minyak Asia Tengah, baru-baru ini konsumsinya telah melebihi produksi bahan bakar dalam negeri, terutama di provinsi utaranya.

Rusia telah memasok sejumlah kecil bahan bakar ke Iran dengan kapal tanker melalui Laut Kaspia, seperti yang terjadi pada 2018. Perusahaan minyak Rusia saat ini tertarik untuk mengekspor solar dan bensin ke Iran dengan kereta api.

Penggunaan kereta ini dinilai lebih baik karena ekspor melalui laut menghadapi tarif angkutan yang tinggi dan batasan harga yang diberlakukan oleh negara-negara G7. Namun ekspor kereta api menghadapi kemacetan di sepanjang rute.

"Kami memperkirakan pasokan bahan bakar ke Iran akan meningkat tahun ini, tetapi kami telah melihat beberapa masalah dengan logistik karena kemacetan kereta api. Hal itu dapat membuat ekspor tidak melonjak," kata salah satu sumber yang mengetahui pasokan ke Iran.

Kedua negara yang berada di bawah sanksi Barat ini menjalin hubungan yang lebih dekat untuk sama-sama saling mendukung perekonomi. Tindakan mereka juga upaya melemahkan sanksi Barat yang dianggap tidak dapat dibenarkan oleh Moskow dan Teheran.

Sanksi Barat terhadap produk minyak Rusia atas operasi militer khusus di Ukraina telah membentuk kembali pasar bahan bakar global. Kapal tanker mengambil rute yang lebih panjang dan pemasok memilih tujuan dan cara transportasi yang berbeda. Sedangkan Iran telah berada di bawah sanksi Barat selama bertahun-tahun dengan akses terbatas ke pasar global. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement