REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Ahli Utama BRIN Prof Siti Zuhro mengungkapkan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum perlu kerja ekstra keras untuk meraih kembali simpati publik. Anas dinilai perlu tenaga dan waktu lebih panjang guna memulihkan namanya yang sempat tercoreng kasus korupsi.
Anas baru saja keluar dari Lapas Sukamiskin, Kota Bandung pada Selasa (11/4/2023). Dalam pidatonya ketika menghirup udara bebas, Anas menyinggung mengenai adanya pihak yang memakai pihak lain untuk menggebuk atau nabok nyilih tangan.
"Yang jelas Anas butuh waktu untuk kembali membangun dirinya, membangun kembali pesonanya di dunia politik setelah sekian lama meninggalkan panggung politik. Apalagi perginya Anas akibat kasus korupsi," kata Prof Zuhro kepada Republika, Selasa (11/4/2024).
Dia meyakini Anas masih diingat publik sebagai mantan Ketum Partai Demokrat ketika partai berlambang mercy itu berkuasa. Ia mengamati tindakan Anas tetap menarik perhatian publik.
"Popularitasnya meskipun mungkin agak menurun, realitasnya cukup mengundang perhatian media dan juga perhatian publik luas untuk mengikuti beritanya," ujar Zuhro.
Selain itu, Prof Zuhro mensinyalir kemampuan Anas melakukan konsolidasi kekuatan politik masih dipercayai para loyalisnya. Sehingga gerak gerik Anas patut dinantikan jelang Pemilu 2024.
"Adalah jelas Anas bebas sangat ditunggu oleh publik terutama gebrakan apa yang dilakukan Anas," kata dia.
Walau demikian, Prof Zuhro mengingatkan secara makro terjadi perubahan lanskap politik sebagai dampak perubahan 3 tahun Indonesia diserang Covid-19 dan era digitalisasi. Menurutnya, konstruksi dan peta politik berubah dan cenderung sangat dinamis sesuai konteks.
"Sehingga membaca politik Indonesia sekarang ini relatif tidak mudah. Mengapa? Karena banyak hal yang tak terduga sebelumnya, tapi mampu menginterupsi dan menjadikan politik Indonesia berubah. Perkembangan politik yang tak menentu saat ini, bisa jadi akan membuat Anas harus lebih berhati-hati," ujar Zuhro.