Rabu 12 Apr 2023 11:05 WIB

Korea Selatan Minta AS Segera Ambil Tindakan Soal Dokumen Intelijen yang Bocor

Dalam dokumen yang bocor terungkap AS menekan Korsel untuk memasok senjata ke Ukraina

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden saat bertemu Presiden Korsel Yoon Suk-yeol. Kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan pihaknya akan menuntut Amerika Serikat untuk mengambil tindakan yang tepat terkait laporan dugaan mata-mata yang dilakukan Amerika Serikat terhadap para pejabat tinggi keamanannya ketika rincian dari masalah tersebut telah dikonfirmasi, kantor berita Yonhap melaporkan.
Foto: (AP Photo/Evan Vucci)
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden saat bertemu Presiden Korsel Yoon Suk-yeol. Kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan pihaknya akan menuntut Amerika Serikat untuk mengambil tindakan yang tepat terkait laporan dugaan mata-mata yang dilakukan Amerika Serikat terhadap para pejabat tinggi keamanannya ketika rincian dari masalah tersebut telah dikonfirmasi, kantor berita Yonhap melaporkan.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan pihaknya akan menuntut Amerika Serikat untuk mengambil tindakan yang tepat terkait laporan dugaan mata-mata yang dilakukan Amerika Serikat terhadap para pejabat tinggi keamanannya ketika rincian dari masalah tersebut telah dikonfirmasi, kantor berita Yonhap melaporkan.

Kantor kepresidenan juga mengatakan bahwa memeriksa fakta-fakta adalah prioritas utama dan bahwa potensi distorsi intelijen dan campur tangan pihak ketiga dalam proses tersebut tidak dapat dikesampingkan, lapor outlet berita lain, YTN.

Baca Juga

Pemerintah Korea Selatan pada Selasa (11/4/2023), juga membantah soal informasi yang terkandung dalam sebuah dokumen rahasia Amerika Serikat yang diduga bocor, didasarkan pada diskusi internal di antara para pejabat tinggi keamanan Korea Selatan. Pihak Korea Selatan menegaskan hal itu adalah tidak benar dan telah diubah.

Beberapa dokumen baru-baru ini diposting di media sosial yang memberikan gambaran parsial perang di Ukraina selama satu bulan, yang memicu pertikaian diplomatik antara AS dan beberapa negara sekutunya.