REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Komando Armada Timur Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) melanjutkan program latihan militernya di perairan sekitar Taiwan pada Selasa (11/4/2023). Sebelumnya mereka melakukan latihan di tempat yang sama selama tiga hari pada Sabtu (8/4/2023) hingga Senin (10/4/2023) dengan sandi "Pedang Gabungan".
Beberapa unit kapal perusak rudal dan fregat yang sebelumnya turut ambil bagian dalam latihan "Pedang Gabungan" juga dikerahkan kembali di tempat yang sama. Latihan lanjutan itu bertujuan untuk mengasah kepiawaian komando dan menguji kemampuan senjata, demikian pernyataan pers Komando Armada Timur PLA, Selasa.
Awak CNS Xuzhou, kapal fregat tipe 054-A yang berlayar di dekat pantai timur Taiwan, menjalani latihan intensif penghadangan rudal dan penyerangan kapal musuh.
Sementara CNS Xi'an, kapal pemandu perusak rudal tipe 052-C, melakukan latihan simulasi anti-kapal di area perairan berbeda. Dua kapal tersebut bersama beberapa kapal perang lainnya juga menjalani latihan anti-kapal selam dan anti-manuver pertahanan udara, kata PLA.
Komandan CNS Xuzhou Kapten Liu Guoliang sebagaimana dilaporkan media penyiaran resmi China mengatakan bahwa latihan lanjutan tersebut berdasarkan pengalaman yang didapat dari program latihan "Pedang Gabungan" sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan para awak dalam bertempur.
Latihan gabungan itu juga untuk meningkatkan kemampuan persiapan misi operasi tempur. Saat latihan tiga hari sebelumnya, kapal-kapal Angkatan Laut PLA menyimulasikan blokade pelabuhan dan serangan terhadap kapal-kapal musuh.
Kapal induk Shandong juga dilibatkan dalam latihan lanjutan yang tidak disebutkan sampai kapan akan berakhir. Komando Armada Timur pada Senin (10/4/2023) malam mengumumkan bahwa pasukannya telah menyelesaikan berbagai tugas dan latihan secara komprehensif.
"Komando akan selalu siap kapan pun untuk menghadapi berbagai bentuk separatisme dari Taiwan dan upaya intervensi asing," kata juru bicara Komando Armada Timur PLA Kolonel Senior Shi Yi.
Latihan tiga hari "Pedang Gabungan" sebagai bentuk reaksi Beijing atas pertemuan Pemimpin Taiwan Tsai Ing Wen dengan pemimpin parlemen Amerika Serikat di California.