REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Papua Barat menyebut indeks toleransi umat beragama di provinsi tersebut sangat tinggi, sehingga perlu dipelihara hingga masa mendatang.
"Indeks toleransi kita lebih kurang 80-an yang juga berkontribusi terhadap indeks kerukunan," kata Kepala Kantor Wilayah Kemenag Papua Barat Luksen Jems Mayor di Manokwari, Selasa (12/4/2023).
Konflik yang berkaitan erat dengan agama seperti larangan pembangunan rumah ibadah dan aktivitas beribadah tidak pernah terjadi di seluruh wilayah Papua Barat. Kondisi ini menggambarkan elemen masyarakat sangat menyadari pentingnya sikap saling menghargai antarumat beragama dalam satu wilayah.
"Tidak pernah ada kasus berkaitan erat dengan isu keagamaan. Orang bebas beribadah yang penting tidak mengganggu warga sekitar," jelas Jems.
Kemenag, kata dia, terus meningkatkan koordinasi dengan seluruh lembaga keagamaan dan organisasi masyarakat untuk menggaungkan moderasi beragama ke seluruh pelosok Papua Barat.
Hal ini bermaksud agar pembangunan rumah ibadah tetap mengedepankan kearifan lokal agar tidak mendapat penolakan dari masyarakat setempat. "Selama ini yang terjadi di Papua Barat semua warga yang ada di sekitar rumah ibadah turut menjaga rumah ibadah tersebut, tidak peduli agama mana," jelas Jems.
Menurut dia terpeliharanya nilai toleransi umat beragama karena seluruh masyarakat Papua Barat lebih memprioritaskan tali persaudaraan dan cinta kasih dalam kehidupan sosial bermasyarakat.
Misalnya umat beragama Kristen turut membagikan takjil bagi umat Islam yang lagi berpuasa dan sebaliknya umat Islam berpartisipasi dalam pengamanan gereja saat perayaan hari besar keagamaan. "Rasa persaudaraan yang tumbuh dalam lingkungan masyarakat berada jauh di atas segala-galanya," tutur dia.
Ia mendorong pemerintah daerah dan lembaga keagamaan untuk tetap menggelorakan semangat kebersamaan bagi generasi muda dalam berbagai kegiatan seperti bakti sosial rumah ibadah.
Partisipasi generasi muda menjadi kunci dalam merawat toleransi umat beragama di Papua Barat dari masa ke masa.
Tidak hanya itu, menurut dia, peran media masa dengan perspektif jurnalistik damai juga memiliki peran penting melalui narasi pemberitaan positif agar toleransi beragama terpelihara dengan baik.
"Kami dari Kemenag terus mendorong ini supaya ruang generasi muda terus diperbanyak," Luksen Jems Mayor.