Rabu 12 Apr 2023 16:49 WIB

Aremania Ajak Masyarakat Tolak Renovasi Stadion Kanjuruhan

Renovasi dinilai akan menjadikan masyarakat lupa atas tragedi di Kanjuruhan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
 Foto udara suasana Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, Ahad (15/1/2023)
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Foto udara suasana Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, Ahad (15/1/2023)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Aremania yang tergabung dalam Tim Gabungan Aremania (TGA) mengajak masyarakat untuk menolak renovasi Stadion Kanjuruhan. Rencana renovasi ini dikhawatirkan akan menghilangkan sejarah dan membuat masyarakat lupa atas Tragedi Kanjuruhan. 

Berdasarkan hal tersebut, TGA mulai 12 April 2023 resmi membuka kanal dukungan (petisi). Melalui petisi ini, masyarakat umum secara online diharapkan bersama-sama menolak renovasi. Petisi tersebut dapat diakses pada Change.org melalui tautan bit.ly/TolakRenovasiKanjuruhan 

Koordinator TGA, Dyan Berdinandri menegaskan, Stadion Kanjuruhan termasuk tempat kejadian perkara. Dalam hal ini termasuk sebagai salah satu bukti terjadinya Tragedi Kanjuruhan. "Merenovasinya, bagi kami sama saja menghilangkan barang bukti," katanya di Kota Malang, Rabu (12/4/2023).

Selain itu, renovasi juga akan menjadikan masyarakat lupa atas kejadian yang menewaskan 135 orang. Oleh karena itu, pihaknya tegas menolak renovasi dan menyarankan Stadion Kanjuruhan untuk menjadi memorial atau monumen. Sementara itu, stadion baru dapat dibangun di sekitarnya atau di lokasi lain.

TGA juga meminta kembali pemerintah Indonesia untuk lebih serius memperhatikan para korban dan keluarga korban. Kemudian mengupayakan penyelesaian Tragedi Kanjuruhan secara tuntas. 

Menurut dia, ini sudah bukan lagi persoalan sepak bola atau suporter semata. Ini adalah tragedi kemanusiaan yang memberikan dampak buruk bagi semua kalangan secara umum. "Khususnya, bagi masyarakat Malang Raya,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, TGA juga menyerukan keadilan bagi para korban dan keluarganya. Lalu menuntut pertanggungjawaban negara dan mendesak perhatian kemanusiaan global untuk memperingati para korban tragedi Kanjuruhan. Kemudian juga, mencegah kejadian serupa terjadi lagi pada masa depan.

TGA juga berinisiatif mengajak seluruh elemen masyarakat, baik individu, kelompok, dan organisasi di seluruh dunia untuk mendukung upaya mewujudkan Kanjuruhan Memorial (monumen peringatan tragedi). "Ini akan menjadi monumen yang didedikasikan untuk para korban dan pengingat bagi kita semua bahwa tragedi seperti ini tidak boleh terjadi lagi," kata dia menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement