Rabu 12 Apr 2023 17:45 WIB

Jumlah Migran Melonjak, Italia Umumkan Keadaan Darurat

Italia umumkan keadaan darurat nasional selama enam bulan akibat lonjakan migran

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 Foto selebaran yang disediakan oleh Penjaga Pantai Italia (Guardia Costiera) menunjukkan Penjaga Pantai Italia menyelamatkan para migran di Laut Ionia di Mediterania, dekat Sisilia dan Calabria, Italia, Senin (10/4/2023) (diterbitkan Selasa (11/4/ 2023). Penjaga pantai Italia mengatakan pada 10 April mereka melakukan operasi penyelamatan sekitar 1.200 migran di atas dua kapal penangkap ikan.
Foto: EPA-EFE/ITALIAN COAST GUARD
Foto selebaran yang disediakan oleh Penjaga Pantai Italia (Guardia Costiera) menunjukkan Penjaga Pantai Italia menyelamatkan para migran di Laut Ionia di Mediterania, dekat Sisilia dan Calabria, Italia, Senin (10/4/2023) (diterbitkan Selasa (11/4/ 2023). Penjaga pantai Italia mengatakan pada 10 April mereka melakukan operasi penyelamatan sekitar 1.200 migran di atas dua kapal penangkap ikan.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Pemerintah sayap kanan Italia pada Selasa (11/4/2023) mengumumkan keadaan darurat nasional selama enam bulan akibat lonjakan migran yang tiba di pantai selatan negara itu. Selain itu, pemerintah dan kabinet juga menyetujui pendanaan awal sebesar 5 juta euro untuk mengatasi migran.

Dalam sebuah pernyataan setelah rapat kabinet, pemerintah mengatakan, keadaan darurat dianggap perlu untuk menentukan langkah-langkah luar biasa yang mendesak dalam mengurangi kepadatan di tempat penampungan migran di sebuah pulau kecil Italia di Mediterania.

"Hal lain yang juga dibutuhkan adalah struktur baru, baik untuk penampungan maupun pemrosesan dan repatriasi migran yang tidak memiliki persyaratan untuk tinggal di Italia," kata pernyataan pemerintah.

Selama pandemi Covid-19, koalisi pemerintahan Italia juga memberlakukan keadaan darurat. Hal ini memungkinkan kabinet untuk mengamanatkan banyak tindakan penanggulangan melalui keputusan, tanpa harus melewati proses parlementer untuk pendanaan dan peraturan yang biasanya dapat memakan waktu lama.

“Mari kita perjelas, ini tidak menyelesaikan masalah, yang solusinya terkait dengan intervensi Uni Eropa yang hati-hati dan bertanggung jawab,” kata Menteri Perlindungan Sipil dan Kebijakan Laut, Nello Musumeci seperti dikutip oleh kantor berita Italia ANSA.

Menurut data Kementerian Dalam Negeri, sejak awal 2023, sekitar 31.000 migran, baik yang diselamatkan oleh kapal militer Italia atau kapal amal atau mencapai Italia tanpa bantuan, telah turun. Namun jumlah tersebut naik hampir empat kali lipat dari sekitar 8.000 migran untuk periode yang sama di masing-masing dua tahun sebelumnya.

Para migran biasanya berlayar dengan kapal tidak layak oleh penyelundup dari pantai Afrika utara. Pada Rabu (12/4/2023) pagi, sebuah kapal penyelundup, yang membawa sekitar 700 penumpang, diperkirakan akan berhenti di pelabuhan Catania, sebuah kota besar di Sisilia timur.

Penjaga pantai telah memindahkan sekitar 100 penumpang ketika laut yang ganas membuat operasi itu terlalu berisiko, dan keputusan diambil untuk meninggalkan migran lainnya di atas kapal sampai kapal dapat mencapai pelabuhan. Baru-baru ini 26 kapal migran telah mencapai Lampedusa, yaitu pulau kecil Italia di selatan Sisilia. Para migran ditampung di sebuah fasilitas di Lampedusa sehingga mereka dapat diidentifikasi. Namun arus kedatangan migran tidak terbendung.

Tempat penampungan itu memiliki kapasitas sekitar 350-400 orang. Tetapi dalam beberapa hari terakhir, terdapat 3.000 orang yang tinggal di penampungan.  Italia menyewa feri komersial kosong untuk mentransfer ratusan migran ke Sisilia atau daratan utama. Pada Selasa, sekitar 1.600 migran tinggal di Lampedusa. Pihak berwenang berharap cuaca membaik sehingga pada malam hari sekitar 400 orang dapat diangkut dari pulau itu.

“Ada banyak perempuan dengan anak kecil, ditambah lagi ada anak di bawah umur tanpa pendamping. Kami berada dalam situasi darurat. Staf berusaha melakukan apa yang mereka bisa," kata direktur pusat migran, Lorena Tortorici, kepada Italian Sky TG24 TV.  

Jumlah migran terbesar yang tiba sepanjang tahun ini berasal dari Pantai Gading, diikuti oleh orang-orang dari Guinea, Pakistan, Mesir, Tunisia dan Bangladesh. Selama bertahun-tahun, sebagian besar kapal penyelundup yang berlayar di rute Mediterania tengah, yang dikenal berbahaya berlayar dari Libya barat.  Tetapi beberapa bulan terakhir banyak pelayaran dimulai dari Libya timur atau dari Tunisia.  Rute lain dimulai dari Turki, bertujuan untuk mencapai Calabria atau Puglia di ujung selatan daratan Italia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement