Rabu 12 Apr 2023 18:18 WIB

Kebocoran Dokumen Rahasia AS Mungkin Berasal dari CIA

Kebocoran dokumen rahasia AS kemungkinan dari badan intelijen

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Fox News menyebut kebocoran dokumen rahasia Amerika Serikat yang muncul di media sosial kemungkinan berasal dari Badan Intelijen Pusat atau Badan Keamanan Nasional
Foto: Foto AP/Patrick Semansky, File
Fox News menyebut kebocoran dokumen rahasia Amerika Serikat yang muncul di media sosial kemungkinan berasal dari Badan Intelijen Pusat atau Badan Keamanan Nasional

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Fox News menyebut kebocoran dokumen rahasia Amerika Serikat yang muncul di media sosial kemungkinan berasal dari Badan Intelijen Pusat atau Badan Keamanan Nasional, pada hari Selasa (11/4/2023).

Saluran televisi ini melaporkan bahwa sebagian besar dokumen yang beredar di Internet adalah bagian dari briefing Pentagon yang dikirimkan secara elektronik melalui iPad kepada 5.000 orang.

Baca Juga

Namun, beberapa intelijen rahasia yang dipublikasikan secara online tampaknya dihasilkan oleh CIA atau NSA, bukan Pentagon, demikian dilaporkan Fox News. Intelijen tersebut bukan bagian dari buku pengarahan Pentagon dan dapat diakses oleh sejumlah orang yang lebih terbatas.

Media berita AS sebelumnya melaporkan bahwa Pentagon dan Departemen Kehakiman AS memulai investigasi atas bocornya dokumen-dokumen rahasia yang terkait dengan rencana NATO dan Washington untuk membuat pasukan Ukraina siap untuk melakukan serangan balasan.

Sejumlah besar materi yang mengungkapkan jadwal suplai senjata dan jumlah pasukan diposting ke Twitter dan Telegram, di antara media sosial lainnya. The New York Times melaporkan pada tanggal 7 April bahwa bagian lain dari dokumen-dokumen rahasia AS yang berkaitan dengan Ukraina telah muncul di Internet.

Reuters melaporkan bahwa hal ini bisa menjadi kebocoran data yang paling signifikan sejak lebih dari 700.000 dokumen, video, dan kabel diplomatik diposting di WikiLeaks pada tahun 2013. Laporan tersebut juga mengatakan bahwa bocoran terbaru yang beredar di Internet bisa jadi palsu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement