Kamis 13 Apr 2023 05:15 WIB

Presiden Brasil ke Cina Galang Dukungan untuk Perdamaian Ukraina

Presiden Brasil ingin menggalang dukungan untuk perdamaian di Ukraina.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva terbang ke Cina pada Selasa (11/4/2023) untuk memperkuat hubungan dengan mitra dagang terbesar negaranya. Lula juga ingin menggalang dukungan untuk perdamaian di Ukraina.
Foto: EPA-EFE/Andre Borges
Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva terbang ke Cina pada Selasa (11/4/2023) untuk memperkuat hubungan dengan mitra dagang terbesar negaranya. Lula juga ingin menggalang dukungan untuk perdamaian di Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva terbang ke Cina pada Selasa (11/4/2023) untuk memperkuat hubungan dengan mitra dagang terbesar negaranya. Lula juga ingin menggalang dukungan untuk perdamaian di Ukraina.

Lula ingin Brasil, Cina, dan negara lain membantu menengahi perang sebagai bagian dari kembalinya Brasil ke panggung dunia. Tetapi proposalnya untuk mengakhiri konflik telah membuat kesal Ukraina dan beberapa pihak di Barat.  

Cina dan Brasil diperkirakan menandatangani setidaknya 20 perjanjian bilateral. Lula dijadwalkan mengunjungi Shanghai dan Beijing, dan bertemu Presiden Xi Jinping pada Jumat (14/4/2023). Kedua pemimpin diharapkan membahas perdagangan, investasi, reindustrialisasi, transisi energi, perubahan iklim dan perjanjian perdamaian.

Cina adalah pasar ekspor terbesar Brasil. Setiap tahun Cina mengimpor kedelai, daging sapi, bijih besi, unggas, pulp, tebu, kapas, dan minyak mentah senilai puluhan miliar dolar dari Brasil. Sementara Brasil adalah penerima terbesar investasi Cina di Amerika Latin, menurut media pemerintah Cina.

“Saya ingin orang Cina memahami bahwa investasi mereka di sini akan sangat disambut baik, tetapi tidak untuk membeli perusahaan kami.  Untuk membangun hal-hal baru, yang kami butuhkan,” kata Lula kepada wartawan di Brasilia pada 6 April.

Perusahaan Cina terlibat dalam proyek pekerjaan umum di Brasil, termasuk jalur metro di Sao Paulo.  Salah satu perjanjian yang akan ditandatangani Lula di Cina adalah pembangunan satelit keenam yang dibangun di bawah program binasional, sebuah satelit yang akan memantau bioma seperti hutan hujan Amazon.

“Brasil tidak bisa mengabaikan keuntungan yang dibawa Cina. Amerika Serikat (AS) tidak memiliki kapasitas untuk menyerap ekspor Brasil seperti halnya Cina, juga tidak menempati ruang yang sama dalam investasi dan infrastruktur,” kata pakar Cina di Getulio Vargas Foundation, Pedro Brites

Cina mendorong perusahaannya menemukan pasar baru dan mitra asing untuk mengurangi ketergantungan pada AS. "Lula tahu Anda harus memperlakukan klien Anda dengan baik. Terlebih lagi ketika itu adalah klien terbaik Anda," kata Kepala Kamar Dagang Brasil-Tiongkok, Charles Tang.

Cina mengakhiri pembatasan daging sapi Brasil. PadaFebruari, Cina larang penjualan daging sapi Brasil menyusul penemuan kasus penyakit sapi gila yang tidak biasa.

Kunjungan Lula ke Cina awalnya dijadwalkan pada Maret, tetapi dibatalkan setelah dia jatuh sakit. Cina dan Brasil adalah anggota kelompok negara berkembang BRICS. Kelompok iji telah mendorong perubahan sebagai sistem pengelolaan urusan politik global yang didominasi AS.

Rusia juga merupakan anggota BRICS. Bagian penting dari penjangkauan Lula di luar negeri adalah usulannya agar Brasil dan negara berkembang lainnya, termasuk Cina, memediasi perdamaian.

Lula telah membuat marah Ukraina dan beberapa orang di Barat karena posisinya dalam perang. Belum lama ini, Lula menyarankan agar Ukraina menyerahkan Krimea sebagai sarana untuk menciptakan perdamaian.  

Awal bulan ini, seorang penasihat Lula, mantan menteri luar negeri Celso Amorim, melakukan perjalanan diam-diam ke Moskow dan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. "Amorim pergi untuk mendengarkan dan mengatakan waktunya telah tiba untuk berbicara," kata Menteri Luar Negeri Brasil Mauro Vieira kepada wartawan di Ibu Kota, Brasilia, pada 5 April.

Vieira mencatat bahwa proposal perdamaian China yang diajukan pada bulan Februari berisi aspek-aspek yang sama dengan Lula, seperti menghentikan permusuhan dan memulai negosiasi. “Ini benar-benar masuk akal dan mungkin menjadi stimulus untuk pembicaraan,” katanya.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement