Kamis 13 Apr 2023 05:45 WIB

Warga Mengungsi Saat Topan Ilsa Mendekati Barat Laut Australia

Topan Ilsa diperkirakan akan mencapai puncaknya sebagai badai Kategori 4

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Angin Topan (ilustrasi)
Foto: AP
Angin Topan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BROOME -- Penduduk di Australia Barat mulai mengungsi jelang datangnya Topan Ilsa di wilayah itu pada Rabu (12/4/2023). Para penambang, peternak, turis, dan penduduk setempat mengungsi dari pantai barat laut Australia yang terpencil ketika badai tropis yang semakin kuat semakin mendekat.

Topan Ilsa diperkirakan mencapai puncaknya sebagai badai Kategori 4 saat melintasi pantai Pilbara yang berpenduduk jarang di negara bagian Australia Barat, demikian ungkap Biro Meteorologi Australia.

"Daerah mana pun ... di mana topan itu melintasi pantai akan mengalami angin yang sangat merusak, angin berkecepatan lebih dari 200 kilometer per jam (124 mil per jam). Angin tersebut akan menyebabkan banyak kerusakan," kata manajer biro Todd Smith kepada para wartawan, Rabu (12/4/2023).

Gelombang tinggi yang tidak normal, ombak besar dan banjir mungkin terjadi, dan orang-orang harus menghindari daerah pesisir dan dataran rendah, Smith memperingatkan.

Biro meteorologi Australia mendeskripsikan topan sebagai badai dengan hembusan angin yang melebihi 90 km/jam di sekitar pusat topan. Dan ia memberi peringkat dalam skala 1 hingga 5, dengan Topan masuk kategori 5 sebagai yang paling merusak.

Topan Kategori 4 memiliki kecepatan angin rata-rata maksimum 160 kpj hingga 199 kpj (99 mph hingga 124 mph) dengan embusan angin 225 kpj hingga 279 kpj (140 mph hingga 173 mph). Kategori 4 biasanya menyebabkan kehilangan atap yang signifikan, kerusakan struktural, puing-puing udara yang berbahaya, dan kegagalan listrik yang meluas.

Topan Kategori 5 memiliki kecepatan angin rata-rata maksimum melebihi 200 kpj (124 mph) dengan hembusan melebihi 280 kpj (174 mph). Topan ini biasanya menyebabkan kerusakan yang meluas.

Ilsa bisa jadi merupakan topan paling kuat yang melintasi pantai Pilbara sejak Topan Christine, badai Kategori 4 yang menghantam daratan di tengah-tengah antara Port Hedland dan kota Karratha di sebelah barat pada bulan Desember 2013.

Topan Christine membawa angin kencang dan hujan lebat, menghancurkan atap rumah dan memutus aliran listrik. Hembusan angin berkecepatan 172 kpj (107 mph) tercatat di Bandara Roebourne dekat Karratha.

Topan Veronica Kategori 5 pada Maret 2019 tidak melintasi pantai Pilbara, tetapi merusak infrastruktur dan mengganggu industri pertambangan dan gas lepas pantai di wilayah tersebut.

Pada Rabu pagi, Ilsa adalah topan Kategori 2 yang bergerak ke selatan di atas Samudra Hindia dari posisi 350 km (217 mil) barat laut Broome, kata biro tersebut.

Komisaris Departemen Pemadam Kebakaran dan Layanan Darurat Darren Klemm mengatakan bahwa komunitas-komunitas Pribumi terpencil, peternakan, tambang dan operator pariwisata di jalur topan telah dihubungi.

Para pekerja di peternakan sapi Wallal Downs Station seluas 200.000 hektar (500.000 are), tambang emas dan tembaga Telfer milik Newcrest serta taman trailer sedang dievakuasi, bersama dengan para pekerja yang tidak mengalami cedera kritis di pertambangan bijih besi, rel kereta api, dan pelabuhan BHP di seluruh wilayah tersebut, ujar Klemm.

Orang-orang yang tinggal di bangunan yang tidak dibangun untuk menahan badai Kategori 4 telah diperintahkan untuk meninggalkan daerah tersebut, katanya.

"Sudah 10 tahun sejak badai Kategori 4 menghantam pesisir Australia Barat dan begitu banyak orang di Pilbara dan Kimberley yang tidak akan mengalami dampak seperti itu," kata Klemm kepada para wartawan, mengacu pada wilayah pesisir Pilbara dan Kimberley yang bersebelahan.

Pekerja darurat tambahan, pasokan penting dan pesawat juga telah dikirim ke wilayah tersebut, katanya.

North West Coastal Highway, yang membentang sepanjang 600 km (373 mil) antara Port Hedland dan Broome, kemungkinan akan ditutup dalam beberapa hari mendatang karena banjir, kata Klemm.

Fasilitas Pelabuhan Port Hedland sedang dibersihkan dari pengiriman, termasuk kapal pengangkut bijih besi, pada hari Rabu, tambahnya.

"Masyarakat perlu memastikan mereka siap menghadapi angin berkecepatan lebih dari 200 km/jam (124 mph), yang akan menjadi signifikan," kata Klemm.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement