REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidur yang cukup dan berkualitas minimal tujuh jam per malam sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. Namun, seperti yang ditunjukkan oleh Cleveland Clinic, kurang tidur adalah masalah yang umum terjadi, yang memengaruhi antara 50 juta hingga 70 juta orang dewasa di Amerika Serikat (AS) pada waktu tertentu.
Bagi mereka yang kurang tidur, konsekuensi kesehatannya bisa sangat parah dan luas. Faktanya, penelitian telah menunjukkan bahwa kurang tidur dari jumlah yang disarankan dapat meningkatkan risiko kematian secara signifikan.
Simak dampak kesehatan dari kurang tidur seperti dilansir laman Best Life, Rabu (12/4/2023):
1. Berisiko alami gangguan jantung
Seorang dokter pengawas di MEDvidi, Taryn Fernandes, mengatakan kurang tidur mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik yang menyebabkan peningkatan detak jantung, vasokonstriksi, dan peningkatan tekanan darah. Kurang tidur juga telah dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi terkena hipertensi, serta penyakit kardiovaskular seperti strok, penyakit jantung koroner, dan infark miokard.
2. Berisiko alami gangguan hormonal
Menurut Fernandes, kurang tidur dapat mengganggu produksi normal hormon seperti kortisol, insulin, dan hormon pertumbuhan. Ahli jantung di Providence Saint John's Health Center di Santa Monica, Rigved Tadwalkar, mengatakan tidur juga dapat mengganggu hormon dengan cara lain.
"Secara tidak langsung, kurang tidur berkontribusi pada disregulasi hormon yang terlibat dalam rasa lapar. Hal ini berkontribusi pada obesitas, yang merupakan faktor risiko yang kuat untuk penyakit kardiovaskular," ujar Tadwalkar.
3. Berisiko alami masalah kesehatan mental
Kurang tidur juga bisa berdampak besar pada kesehatan mental. Secara khusus, jelas Fernandes, kurang tidur telah dikaitkan dengan peningkatan insiden kecemasan, depresi, dan gangguan suasana hati lainnya.
“Kurang tidur dapat meningkatkan kerentanan terhadap gangguan kejiwaan, seperti gangguan bipolar dan skizofrenia, karena tidur memainkan peran penting dalam konsolidasi memori, regulasi emosi, dan fungsi kognitif,” kata dia.
4. Sistem kekebalan tubuh mungkin melemah
Karena tidur penting dalam menjaga sistem kekebalan yang sehat, tidur kurang dari yang disarankan juga dapat menyebabkan lebih sering sakit. Selama tidur, tubuh memproduksi sitokin, sejenis protein yang membantu melawan infeksi, peradangan, dan stres. Karenanya, kurang tidur dapat menurunkan produksi sitokin, yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit.
5. Lebih rentan terhadap demensia
Tidur sangat penting untuk fungsi otak yang optimal, termasuk konsolidasi memori, pembelajaran, dan kreativitas. Psikiater geriatri di Pacific Brain Health Center di AS, David Merill, mengatakan tidur malam yang nyenyak benar-benar memungkinkan perbaikan dan pemulihan fungsi otak menjadi lebih baik.
“Gangguan tidur meningkatkan risiko demensia, tetapi sayangnya, demensia itu sendiri juga dapat menyebabkan gangguan tidur. Ini masalah kompleks,” kata Merill.
Idealnya, tidur harus dioptimalkan sedari muda sebelum potensi timbulnya demensia. Harapannya adalah dengan tidur yang lebih baik, seseorang bisa mencegah dan memperlambat usia timbulnya demensia.
6. Mudah lelah
Cleveland Clinic menunjukkan, kelelahan akibat kurang tidur dapat menyebabkan gejala yang sangat mengganggu yang bahkan mengganggu aktivitas paling rutin sekalipun. Bagi sebagian orang, hal ini dapat menyebabkan peningkatan insiden cedera atau kecelakaan, termasuk kecelakaan mobil. Menurut sebuah studi pada 2018 yang diterbitkan dalam jurnal BMC Medicine, tidur enam jam per malam dikaitkan dengan peningkatan risiko kecelakaan 33 persen, dibandingkan dengan tidur tujuh atau delapan jam per malam.
7. Kesehatan mata mungkin terganggu
Menurut Besty S Jacob, dokter mata yang berbasis di True Eye Experts As, kurang tidur juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mata. Tidur kurang dari enam jam dapat menyebabkan mata kering, lingkaran hitam, dan penglihatan kabur. Ini terjadi karena ketika kita tidak mendapatkan istirahat yang cukup, tubuh kita tidak menghasilkan air mata secara efisien.
“Hal ini menyebabkan peningkatan gesekan pada mata yang menyebabkan kemerahan dan iritasi. Pada akhirnya dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius seperti konjungtivitis atau blepharitis,” jelas Jacob.