Rabu 12 Apr 2023 19:53 WIB

Ratusan Jamaah Umroh Mengaku Merasa Ditipu, Begini Tanggapan Travel Jannah Firdaus

Pemilik Travel Janah Firdaus ungkap permasalahan yang terjadi sudah diselesaikan

Rep: Ali Yusuf/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Umat Islam menunaikan umroh di Masjidil Haram (ilustrasi). Ratusan jamaah umroh mengaku merasa ditipu oleh agen travel Jannah Firdaus. Menurut pengakuan semua jamaah, Jannah Firdaus menjanjikan fasilitas penginapan bintang lima dekat Masjidil Haram, tetapi tidak direalisasikan.
Foto: REUTERS/SAUDI PRESS AGENCY
Umat Islam menunaikan umroh di Masjidil Haram (ilustrasi). Ratusan jamaah umroh mengaku merasa ditipu oleh agen travel Jannah Firdaus. Menurut pengakuan semua jamaah, Jannah Firdaus menjanjikan fasilitas penginapan bintang lima dekat Masjidil Haram, tetapi tidak direalisasikan.

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA -- Ratusan jamaah umroh mengaku merasa ditipu oleh agen travel Jannah Firdaus. Menurut pengakuan semua jamaah, Jannah Firdaus menjanjikan fasilitas penginapan bintang lima dekat Masjidil Haram, tetapi tidak direalisasikan.

"Kami ada 138 jamaah umroh merasa ditipu travel Jannah Firdaus," kata Ines salah satu jamaah umroh Jannah Firdaus kepada Republika, Rabu (12/4/2023).

Ines menceritakan, bentuk dugaan penipuan itu, ketika menawarkan prodak umroh, Jannah Firdaus menjanjikan mendapatkan hotel bintang lima dekat Masjidil Haram. Misalnya, prodak untuk paket itikaf Ramadhan 20 hari tanpa sahur dan ifthar ditawarkan harga Rp 45 juta untuk quad atau satu kamar berempat Rp 60 juta untuk triple satu kamar bertiga Rp 65,5 juta perorang untuk double sekamar berdua.

"Boro-boro mendapat hotel bintang lima di Makkah Tower atau yang setaraf dekat Masjidil Haram, ada 45 jamaah tiap hari berpindah hotel yang lokasinya cukup jauh dari Masjidil Haram," katanya. 

Ines menceritakan kembali, pada hari pertama, jamaah kelompok bus 35 mendapat hotel Eemar Grand Hotel dengan status bintang empat yang berjarak 1 kilometer dari Masjidil Haram. Dan kesokan harinya para jamaah mendapat pengusiran petugas hotel untuk pindah ke Marsa Al Jawriyah (bintang 4) dengan jarak 700 meter dari Masjidil Haram. 

"Dan hari ini, Rabu (13/4/2023 hari ketiga, mereka mendapat informasi harus pindah hotel lagi," katanya.

Ines mengatakan, cerita kesedihan pengusiran itu disampaikan jamaah asal Bandung. Dia berangkat bersama delapan orang keluarganya dan dua di antaranya sudah lanjut usia. 

"Kasihan kalau melihat ceritanya sudah lansia harus pindah-pindah nenteng-nenteng koper," katanya.

Cerita sama juga disampaikan jamaah atas nama Dita dari Jakarta. Dia bersama 93 jamaah mengeluh mendapat penginapan kelas losmen dengan nama Aljawar Tower yang jaraknya 350 meter dari Masjidil Haram lokasinya pun di perbukitan. 

"Ini mah losmen, bukan hotel. Kotor dan banyak kecoanya. Kulkas rusak, tidak ada handuk dan alat mandi. Bahkan kamar mandi ada yang tidak ada kuncinya padahal satu flat dengan kamar jamaah laki-laki," tutur Dita.

Dita mengatakan, atas ketidak sesuai fasilitas yang dijanjikan ini, jamaah sudah berusaha menghubungi pihak manajemen travel Jannah Firdaus, tetapi sampai saat ini telepon dan chat jamaah tidak ada yang diangkat atau dibalas. Sementara tour leader yang ditugaskan pun mengaku tidak tahu menahu masalah hotel dan sudah mencoba membantu menghubungi manajemen tetapi juga tidak direspon.

"Tidak ada itikad baik dari travel. Kami dicuekin," keluhnya.

Dita mengatakan, selain masalah hotel, pengaturan koper juga tidak ditandai dengan baik, sehingga banyak koper yang nyasar dan bahkan ada yang baru ketemu setelah tiga hari. Kondisi seperti ini mengakibatkan terganggunya ibadah para jamaah.

Menurut pengakuan para jamaah, kejanggalan travel Jannah Firdaus sebenarnya sudah dirasakan sejak dari tanah air. Hal itu terlihat ketika Jannah Firdaus selalu berubah-ubah dalam menetapkan harga paket.

"Mulai dari harga yang berubah-ubah, ketidakjelasan tanggal keberangkatan, sampai informasi hotel yang ditutup-tutupi," katanya.

Menurut para jamaah, Jannah Firdaus melalui iklan awal yang ditawarkan, untuk quad penawaran paket umroh itikaf dengan harga Rp 37 juta tanpa sahur dan ifthar. Kemudian di Januari 2023 harganya naik menjadi 40 juta dengan alasan ada kenaikan biaya hotel dan di dua pekan sebelum keberangkatan harganya naik lagi menjadi 45 juta karena alasan penambahan tiga hari dari maskapai. 

Terkait hotel, sampai hari keberangkatan, pihak travel tidak memberi informasi nama hotel, jamaah mengira mereka menginap di Makkah Tower sesuai dengan nametag Siskopatuh yang dikeluarkan Kementerian Agama. Sampai mendapat kenyataan bahwa hotel mereka tidak sesuai dengan yang tertera di nametag siskopatuh. 

Menurut, Ines, perbedaan di nametag ini bisa membahayakan jamaah, terutama bagi jamaah yang tidak menguasai bahasa Inggris dan Arab. Jamaah akan kehilangan arah ketika nametag tidak sama dengan tempat penginapan

"Bayangkan kalau ada jamaah umrah kesasar dan tidak bisa bahasa Arab atau Inggris lalu meminta pertolongan askar dengan menunjukkan nametag-nya, bisa tambah nyasar," katanya.

Dihubungi terpisah, pemilik Travel Jannah, Firdaus Rahmat, mengaku memang terjadi masalah, namun sudah diselesaikan. Rahmat berjanji akan akan mengecek kembali kondisinya. 

"Harus ada pengecekan dan recheck dulu, saya minta nama jamaah dan bus-nya. Ada masalah iya cuma sudah banyak terselesaikan, supaya jelas apa permasalahannya dan tidak hanya sepihak," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement