REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mendirikan tenda darurat untuk warga korban pergerakan tanah yang mengungsi sementara. Ditakutkan pergerakan tanah terus meluas dan bertambah dalam.
Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur Rudi Wibowo di Cianjur, Rabu (12/4/2023), mengatakan, pihaknya telah mendata tujuh rumah warga di Kampung Pasirmanglid, Desa Sukarame, Kecamatan Sukanagara rusak dan belasan rumah lainnya terancam akibat pergerakan tanah yang terjadi setelah hujan turun lebat.
"Sekitar 32 jiwa mengungsi karena rumah mereka mulai mengalami retak akibat pergerakan tanah yang meluas dan bertambah dalam, sehingga dapat mengancam keselamatan pemilik rumah dan keluarganya," kata Rudi.
Oleh karena itu, pihaknya mendirikan dua tenda darurat dengan kapasitas 20 orang untuk satu tenda, sebagai tempat mengungsi sementara bagi warga yang rumahnya rusak berat, sedang dan ringan. Dikhawatirkan hujan deras kembali turun dan pergerakan tanah terus terjadi.
"Untuk sementara warga mengisi tenda darurat, karena pergerakan tanah masih terjadi, Rabu sore kami mendapat laporan dua rumah terancam mengalami kerusakan di bagian lantai dan kaca jendela pecah, sehingga pemilik dievakuasi ke tempat aman," katanya.
Camat Sukanagara Roby Erlangga mengatakan untuk menunjang kebutuhan warga selama mengungsi pihaknya sudah mendirikan dapur umum dan pos layanan kesehatan bagi warga yang belum bisa dipastikan akan mengungsi sampai kapan, karena curah hujan masih tinggi terutama sore hari.
"Kami sangat memperhatikan kebutuhan warga selama mengungsi, dapur umum, posko kesehatan dan lain-lain kami siapkan agar warga tidak pulang ke rumah dulu, karena pergerakan tanah masih terus meluas dan bertambah dalam," ujarnya.