REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memutuskan menghentikan penerobosan pemukim Israel ke kompleks Masjid Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki sampai akhir bulan Ramadhan, Selasa (11/4/2023).
Dilansir di Anadolu Agency, sebuah pernyataan oleh kantor Netanyahu mengatakan keputusan itu dibuat setelah penilaian komprehensif tentang situasi keamanan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Penilaian tersebut dihadiri oleh Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir bersama dengan para kepala Departemen Pertahanan.
Keputusan tersebut menyatakan pengunjung dan turis Yahudi dilarang masuk ke kompleks Masjidil Aqsa hingga akhir Ramadhan. Ben Gvir menggambarkan keputusan itu sebagai kesalahan serius yang tidak akan membawa perdamaian, malah berisiko meningkatkan situasi keamanan lebih lanjut.
Sebelumnya, hampir 800 pemukim Israel memaksa masuk di bawah perlindungan ketat dari pasukan Israel untuk merayakan hari raya Paskah Yahudi. Ketegangan meningkat di seluruh wilayah Palestina setelah pasukan Israel menyerbu kompleks Masjidil Aqsa di Yerusalem Timur dan secara paksa memindahkan jamaah pekan lalu. Serangan Israel di masjid memicu tembakan roket dari Jalur Gaza dan Lebanon, dengan Israel membalas dengan serangan udara dan artileri.
Bagi umat Islam, Al Aqsa mewakili situs tersuci ketiga di dunia. Orang Yahudi menyebut situs mereka dengan Temple Mount dengan mengatakan bahwa itu adalah situs dua kuil Yahudi kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Mereka menganeksasi seluruh kota pada 1980 dalam suatu langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.