REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dewan Hubungan Amerika Islam (CAIR) merilis sebuah laporan yang berisi tentang insiden nasional pengaduan hak-hak sipil oleh Muslim Amerika pada tahun 2022 menurun sebanyak 23 persen, Selasa (11/4/2023).
Dilansir di Anadolu Agency, tahun lalu kelompok advokasi muslim menerima 5.156 aduan secara nasional. “Ini adalah penurunan total pengaduan sebesar 23 persen sejak 6.720 pengaduan yang diterima CAIR pada 2021,” demikian laporan yang berjudul Kemajuan dalam Bayangan Prasangka.
CAIR mencatat ini juga merupakan penurunan tercatat pertama sejak mereka mulai melacak data kasus tersebut pada 1995. Pengaduan melibatkan berbagai bentuk diskriminasi serta insiden yang berkaitan dengan penegakan hukum, pendidikan dan olahraga.
Mereka termasuk diskriminasi maskapai penerbangan, diskriminasi perbankan, intimidasi, penolakan layanan, diskriminasi pendidikan, diskriminasi pekerjaan, interogasi FBI, kejahatan rasial dan pertemuan penegakan hukum.
Laporan tersebut juga mencatat keluhan tentang penegakan hukum dan tindakan berlebihan pemerintah turun sebesar 38 persen. Pada saat yang sama, pengaduan tentang insiden sekolah meningkat sebesar 63 persen.
Menurut Wakil Direktur Nasional CAIR Edward Ahmed Mitchell, data tersebut mengungkapkan kemajuan dan tantangan signifikan dalam perang melawan kefanatikan dan diskriminasi anti-Muslim.
"Peningkatan besar-besaran sebanyak 63 persen keluhan terkait sekolah dan laporan diskriminasi kerja yang terus-menerus tinggi, insiden bias dan pelanggaran pemerintah sangat memprihatinkan," kata dia.
CAIR mendesak lembaga pemerintah, perusahaan, dan komunitas lokal untuk menerapkan langkah-langkah yang direkomendasikan dalam laporan mereka untuk mencapai kemajuan yang langgeng dalam memajukan keadilan bagi semua, termasuk Muslim Amerika.