REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Direktur Operasional PDAM Tirta Asasta Depok, Sudirman menyebut pihaknya sebenarnya telah melakukan sosialisasi terkait proyek water tank bermuatan jutaan liter yang dibangun di Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Meskipun warga mengaku belum mendapatkan sosialisasi terkait proyek tersebut.
"Untuk sosialisasi dengan warga sekitar sebetulnya sebelum proyek dimulai sudah ada sosialisasi dengan warga sampai dengan Ketua RW nya,"jelas Sudirman kepada Republika.co.id, Rabu (12/4/2023).
Menurutnya, karena penolakan warga sekarang ini, pihaknya akan melakukan audiensi kembali dengan warga. Pertemuan dengan warga disebutnya akan dilaksanakan setelah evaluasi dari Lembaga Teknologi Universitas Indonesia (Lemtek UI) selesai.
"Evaluasi dari Lemtek UI diperkirakan selesai 3 bulan kurang lebih dan untuk water tank nya sendiri sampai saat ini belum dioperasikan. Karena masih menunggu hasil dari evaluasi dan audiensi dengan warga sekitar,"katanya.
Dia menyebut, proyek ini telah direncanakan sejak 2019 lalu. Sedangkan pembangunan sudah rampung pada 2022 lalu.
"Proyeknya sendiri sudah direncanakan dari tahun 2019 dan pelaksanaannya sekitar kurang lebih tahun 2021 sampai dengan 2022. Dan sekarang sebetulnya sudah selesai atau rampung," ujarnya.
Sementara Sekretaris RW 12, Darto membenarkan, bahwa sosialisasi telah dilakukan PDAM Depok sebelumnya. Dia mengaku sebagai salah satu orang perwakilan dari RW yang hadir saat agenda sosialisasi proyek water tank tersebut.
Namun terkait kekhawatiran warga terhadap proyek water tank disebutnya adalah hal yang wajar. Apalagi, setelah ada insiden banjir yang disebabkan proyek tersebut beberapa tahun lalu.
"Kan nggak mungkin dong, tau-tau bagun, kan nggak masuk di akal. Mungkin yang merasa tidak disosialisasi itu karena nggak ikut ketika itu. Saya bukan mau bela sini, atau bela sana ngga lah," ujarnya.
Adapun dalam spanduk di depan area water tank yang mengatasnamakan warga disebutkan bahwa masyarakat sekitar menolak proyek tersebut. PDAM disebut belum melakukan sosialisasi sebelumnya.
"Pindahkan water tank dengan kapasitas 10 juta liter air yang berpotensi membawa bencana!. Tidak ada sosialisasi dan perizinan tidak jelas, lokasi water tank dibangun di tengah pemukiman warga, masjid dan sekolah. Warga merasa tidak nyaman dan khawatir dengan adanya kapasitas 10 juta liter water tank," kecam warga dalam keterangan di spanduk tersebut.