Rabu 12 Apr 2023 22:26 WIB

Vape Rasa Mint Lebih Mematikan dan Merusak Paru-Paru

Vape ditujukan untuk membantu orang berhenti merokok, bukan menciptakan perokok baru.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Vape (ilustrasi). Para ilmuwan memperingatkan rasa mint dapat sama berbahayanya dengan vape cannabinoid yang sangat terkait dengan cedera paru-paru.
Foto: www.freepik.com
Vape (ilustrasi). Para ilmuwan memperingatkan rasa mint dapat sama berbahayanya dengan vape cannabinoid yang sangat terkait dengan cedera paru-paru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan menemukan vape rasa mint lebih mematikan dan merusak paru-paru daripada rasa lainnya. Rasa dingin tampak menghasilkan mikropartikel yang lebih beracun dibandingkan dengan cairan bebas mentol.

Dilansir The Sun, Rabu (12/4/2023), penggemar vape mint juga mengambil napas lebih pendek dan memiliki fungsi paru-paru yang lebih buruk daripada perokok lainnya. Faktor jangka waktu mereka menjadi perokok, produk vape yang digunakan mengandung ganja atau tidak, dan usia, jenis kelamin, serta ras mereka tidak berpengaruh dalam hal ini.

Baca Juga

Selain itu, para ilmuwan memperingatkan rasa mint dapat sama berbahayanya dengan vape cannabinoid yang sangat terkait dengan cedera paru-paru. Ini terjadi ketika para menteri di Inggris mengungkap rencana baru untuk mendorong perokok lama beralih rokok ke rokok elektrik.

Vape diakui secara luas sebagai alternatif yang lebih aman untuk merokok, tetapi itu tidak berarti rokok elektrik tidak berbahaya. Ada semakin banyak bukti yang mengaitkan nikotin dengan risiko lebih besar dan beberapa kondisi kesehatan.

Penulis senior Profesor Kambez Benam di University of Pittsburgh School of Medicine di Pittsburgh, Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa banyak orang, terutama kaum muda, secara keliru berasumsi bahwa vaping itu aman, tetapi bahkan campuran vape bebas nikotin mengandung banyak senyawa yang berpotensi merusak paru-paru. Dia menjelaskan hanya karena sesuatu aman dikonsumsi sebagai makanan, bukan berarti aman untuk dihirup.

"Pesan utama yang ingin kami sampaikan adalah untuk orang-orang, terutama dewasa muda, yang belum pernah merokok sebelumnya," ujar Prof Benam.

Beralih ke rokok elektrik, menurut Prof Benam, mungkin menjadi alternatif yang lebih baik dan lebih aman bagi seseorang yang mencoba berhenti merokok produk tembakau biasa. Tetapi penting untuk memiliki pengetahuan penuh tentang risiko dan manfaat rokok elektrik sebelum mencobanya.

Peneliti University of Pittsburgh mengembangkan "robot vaping" untuk mengukur jumlah kesehatan dari berbagai rasa rokok elektrik. Bot dapat dengan tepat meniru suhu, kelembaban, volume kepulan, dan durasi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement