Kamis 13 Apr 2023 04:22 WIB

Respons Nasdem Atas Saran Guntur Soekarnoputra Terkait Capres 2024

"Yang kita butuhkan dalam Pilpres 2024 adalah adu gagasan," kata Gus Choi.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Andri Saubani
Putra sulung Bung Karno, Guntur Soekarnoputra.
Foto: Dok PDIP
Putra sulung Bung Karno, Guntur Soekarnoputra.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua DPP Partai Nasdem Effendy Choirie atau Gus Choi menegaskan bahwa Partai Nasdem ingin menarik semua dukungan dari semua kalangan untuk calon presiden (capres) yang diusungnya. Hal ini menyusul komentar pemerhati sosial, Guntur Soekarnoputra soal basis agama Islam pendukung Anies Baswedan.

"Semua warga negara Indonesia punya hak dipilih dan memilih, apapun agamanya, aliran mazhabnya atau suku bangsanya," ujar Gus Choi kepada Republika pada Rabu (12/4/2023). 

Baca Juga

Menurutnya, bahkan bekas aktivis Partai Komunis hingga keturunannya juga memiliki hak memilih. Dalam hal ini ia mencontohkan bekas aktivis DI/ TII atau keturunannya dan terakhir bekas aktivis HTI dan FPI. 

"Selama mereka masih sebagai warga negara Indonesia dan tidak dicabut hak politiknya, mereka punya dipilih dan memilih. Kita ini negara yang Bhineka Tunggal Ika. Beragam tapi satu tujuan," tegas dia. 

Dia menyampaikan bahwa, Indonesia memiliki sistem demokrasi sehingga semua warganya mempunyai kesempatan. Oleh karena itu, kata dia, kita tidak boleh punya pandangan dan sikap diskriminatif. 

"Kita harus bersikap adil kepada mereka. Mereka punya hak untuk memilih calon presiden siapa? Itu hak mereka memilih Anies. Sebagai calon presiden yang ingin menang sangat aneh bin ajaib menolak dukungan mereka. Dari manapun datangnya dukungan harus diterima," kata Gus Choi.

Menurutnya, dalam negara pancasila Indonesia ini, seorang calon presiden harus agamis nasionalis, yang artinya harus ada perpaduan keagamaan dan kebangsaan. Tidak ada tempat bagi calon pemimpin sekuler, komunis dan khilafah di Indonesia.

Jika dalam masyarakat ada aliran seperti itu, menurutnya negara lah yang bertugas mengedukasi, mencerahkan dan mengajak ke jalan Pancasila. Dia menegaskan bahwa pancasila bukanlah agama dan pancasila pun tidak bertentangan dengan agama. 

"Pancasila juga bukan ideologi sekularisme dan bukan komunisme yang antiagama. Tapi pancasila menaungi dan mempersatukan semua umat beragama yang hidup di indonesia untuk hidup berdampingan secara damai, tolong menolong dan gotong royong," tutur dia. 

Gus Choi pun meyakini bahwa semua capres dari partai manapun memiliki komitmen dan jiwa nasionalis dan agamis. Dia menilai, bahwa kini capres nantinya tidak ada lagi yang mempersoalkan empat pilar sebagai sendi-sendi kehidupan berbangsa dan negara.

"Itu final. Yang kita butuhkan dalam Pilpres 2024 adalah adu gagasan untuk Indonesia ke depan dan bukan mempersoalkan siapa didukung siapa, kelompok apa, aliran apa, mazhab apa," tegas dia.

"Kita ingin menarik semua dukungan. Kanan, tengah, kiri, atas, bawah," tegas Gus Choi.

Sementara itu, Hendri Satrio, juru bicara Anies Baswedan mengimbau agar Guntur Soekarnoputra mengenal lebih dekat Anies. "Akan sangat baik bila Pak Guntur mengenal Anies Baswedan lebih dekat lagi. Pak Guntur pasti akan terkejut mengetahui betapa tingginya level nasionalisme seorang Anies Baswedan," kata dia.

Ketua Dewan Ideologi DPP Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI), Guntur Soekarnoputra mengemukakan hal-hal yang perlu diperhatikan capres dari Partai Nasdem. Seperti diketahui, Nasdem telah mengusung Anies Baswedan untuk maju sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang.

"Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian khusus dari yang bersangkutan (Anies Baswedan) antara lain sebaiknya yang bersangkutan tidak terlalu berusaha mendapatkan dukungan dari kelompok-kelompok Islam Ortodoks atau Islam aliran Khilafah yang masuk ke Indonesia melalui ideologi transnasional," ujar Guntur dalam keterangan pers kepada Republika pada Rabu (12/4/2023).

 

 

photo
Infografis Koalisi Perubahan dan Perjalanan Pencapresan Anies Baswedan - (Republika.co.id)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement