REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taiwan mengatakan pada Rabu (12/4/2023), telah berhasil mendesak Cina untuk secara drastis mempersempit rencananya untuk menutup area udara di utara pulau itu. Upaya ini mencegah gangguan perjalanan yang lebih luas dalam periode ketegangan tinggi di kawasan itu karena latihan militer Cina.
Seorang pejabat senior Taiwan yang mengetahui langkah larangan terbang Cina mengatakan kepada Reuters, bahwa mengingat potensi gangguan, Taiwan telah menggunakan berbagai saluran, termasuk diplomasi, intelijen, dan otoritas penerbangan. Pengerahan itu untuk membujuk Beijing untuk mengendalikan rencana awalnya.
Pejabat itu mengatakan, Taiwan telah memberi tahu semua pihak yang akan terpengaruh oleh permintaan Cina, termasuk beberapa negara anggota G7 yang menteri luar negerinya akan melakukan perjalanan ke Jepang untuk pertemuan dari 16-18 April.
"Semua orang menganggap itu tidak bisa dipercaya," kata pejabat itu.
Cina belum mengomentari zona larangan terbang. Namun Korea Selatan yang juga diberi pengarahan tentang rencana tersebut mengatakan, keputusan itu diambil karena ada benda yang jatuh dari kendaraan peluncuran satelit.
Beijing awalnya memberi tahu Taipei akan memberlakukan zona larangan terbang dari 16-18 April. Hanya saja Kementerian Transportasi Taiwan mengatakan, keputusan itu kemudian dikurangi menjadi hanya 27 menit pada Ahad (16/4/2023) pagi, setelah pengajuan protes.
Kementerian Transportasi Taiwan menerbitkan sebuah peta yang menunjukkan area yang diberi label "zona aktivitas kedirgantaraan" Cina di timur laut Taiwan. Wilayah ini dekat sekelompok pulau yang disengketakan yang disebut Diaoyu oleh Cina dan Senkaku oleh Jepang.
Area tersebut juga akan dekat dengan rute penerbangan sipil antara Taiwan dan Cina serta antara Taiwan dan Korea Selatan. Wakil kepala staf umum intelijen di Kementerian Pertahanan Taiwan Yan Yu-hsien mengatakan, zona larangan terbang akan termasuk dalam zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) negara itu.
Juru bicara kementerian luar negeri Cina Wang Wenbin mengatakan dia tidak mengetahui situasi tersebut ketika ditanya pada konferensi pers harian reguler pada Rabu. Cina mengatakan, Presiden Tsai Ing-wen mendorong Taiwan ke lautan badai setelah bertemu dengan Ketua House of Representatives Amerika Serikat Kevin McCarthy di California selama perjalanan ke luar negeri yang juga termasuk singgah di Guatemala dan Belize.
"Tsai Ing-wen membawa bahaya ke Taiwan. Tsai Ing-wen hampir sepenuhnya memihak (dengan) Amerika Serikat, mendorong Taiwan ke lautan badai," kata juru bicara Kantor Urusan Taiwan (TAO) Cina Zhu Fenglian.
Cina melakukan latihan militer intensif selama berhari-hari di sekitar Taiwan saat pertemuan itu. Kegiatan tersebut sebagai tanggapan atas pertemuan Tsai dengan McCarthy di California pekan lalu.
Perjalanan Tsai membuat marah Beijing, memicu latihan militer selama berhari-hari yang dirancang untuk menunjukkan bahwa pihaknya dapat dengan paksa menguasai pulau demokrasi itu. Beijing mengatakan latihan yang dilakukan adalah peringatan serius terhadap kolusi dan provokasi pasukan separatis kemerdekaan Taipei dan pasukan eksternal. Cina mengklaim Taiwan sebagai wilayah dari daratan, sedangkan Taiwan menyatakan kemerdekaannya.
Cina memandang Tsai sebagai seorang separatis dan telah menolak panggilan berulang kali darinya untuk melakukan pembicaraan. Tsai menginginkan perdamaian tetapi pemerintahnya akan membela Taiwan jika diserang.