Kamis 13 Apr 2023 08:22 WIB

PIHC Telah Salurkan 2,06 Juta Ton Pupuk hingga April

Jumlah ini setara dengan 69,4 persen dari alokasi sampai April 2023 sesuai SK Dinas.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Pupuk bersubsidi (ilustrasi). PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero) atau PIHC mencatat pupuk bersubsidi telah tersalurkan sebesar 2,06 juta ton hingga 10 April 2023.
Foto: Dok. Kementan
Pupuk bersubsidi (ilustrasi). PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero) atau PIHC mencatat pupuk bersubsidi telah tersalurkan sebesar 2,06 juta ton hingga 10 April 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero) atau PIHC mencatat pupuk bersubsidi telah tersalurkan sebesar 2,06 juta ton hingga 10 April 2023. Jumlah ini setara dengan 69,4 persen dari alokasi sampai April 2023 sesuai SK Dinas sebesar 2,97 juta ton.

"Total alokasi pupuk bersubsidi yang ditetapkan oleh pemerintah pada 2023 sebesar 7,85 juta ton. Rinciannya, pupuk Urea 4,64 juta ton dan NPK 3,21 juta ton. Sedangkan rencana produksi Pupuk Indonesia pada 2023 sebesar 12,3 juta ton, baik pupuk bersubsidi maupun pupuk nonsubsidi," ujar Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia Wijaya Laksana dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (12/4/2023).

Baca Juga

Wijaya mengatakan pupuk bersubsidi yang telah disalurkan perusahaan sudah sesuai dengan alokasi yang ditetapkan pemerintah. Dalam hal ini, pupuk bersubsidi jenis Urea dan NPK. Per 10 April 2023, ucap Wijaya, pupuk bersubsidi sudah tersalurkan sebesar 2,06 juta ton yang terdiri atas pupuk jenis urea sebesar 1,20 juta ton dan NPK sebesar 843.740 ton.

Wijaya menyampaikan Pupuk Indonesia menyalurkan pupuk bersubsidi kepada petani sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian. Dalam aturan ini, terdapat kriteria petani yang berhak mendapat alokasi pupuk bersubsidi seperti wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam SIMLUHTAN (Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian), menggarap lahan maksimal dua hektar.

Selanjutnya, pupuk bersubsidi saat ini difokuskan kepada urea dan NPK dan terdapat sembilan jenis komoditas strategis, yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao, dari yang sebelumnya ditujukan untuk sekitar 72 komoditas.

"Dengan begitu, petani yang tidak sesuai kriteria pada Permentan 10 tahun 2022 ini maka tidak berhak memperoleh alokasi pupuk bersubsidi," ucap Wijaya.

Sedangkan dari sisi stok, lanjut Wijaya, Pupuk Indonesia mencatat berjumlah 663.034 ton per 11 April 2022. Jumlah stok ini tersedia di Gudang Lini III atau tingkat kabupaten. 

Wijaya menyebut jumlah ketersediaan mencapai 264 persen atau tiga kali lipat dari ketentuan dibandingkan dengan stok ketentuan minimum yang ditetapkan pemerintah. Wijaya mengungkapkan, jumlah stok pupuk bersubsidi yang tersedia di Gudang Lini III ini terdiri atas Urea sebesar 381.488 ton dan NPK sebesar 281.546 ton. 

"Angka stok ini masing-masing setara 255 persen dan 277 persen dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan pemerintah," tambah Wijaya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement