REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Presiden Joko Widodo telah meresmikan Bendungan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada 23 Desember 2022 lalu. Bendungan ini tak hanya digunakan untuk meredam potensi banjir di DKI Jakarta, namun bermanfaat sebagai objek wisata.
Plt Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Jarot Widyoko mengatakan pihaknya memanfaatkan potensi sumber daya alam di sekitar Bendungan Sukamahi dengan penataan. Nantinya, bendungan tersebut akan menjadi lokasi wisata edukasi lingkungan yang terbuka untuk masyarakat.
Sebelumnya, kawasan Bendungan Sukamahi merupakan areal pembuangan material sisa pembangunan. Namun Kementerian PUPR mengubah kondisi wilayah tersebut.
"Sesuai arahan Menteri PUPR, lahan ini ditata menjadi rumah hidroponik," kata Jarot.
Bendungan Sukamahi dibangun pada 2016 hingga 2022 dengan konsep bendungan kering. Bendungan ini memiliki kapasitas 1,7 juta m3 dan berfungsi untuk menahan debit hujan di hulu Sungai Ciliwung. Dengan adanya Bendungan Sukamahi dan Bendungan Ciawi, debit air yang keluar dapat dikendalikan hingga Bendung Katulampa.
Selain membangun dua bendungan, Kementerian PUPR juga menyelesaikan Sudetan Ciliwung ke Kanal Banjir Timur pada April 2023. Normalisasi Sungai Ciliwung juga akan dilanjutkan demi mengurangi potensi banjir.
"Total pengurangan daerah terdampak risiko banjir dari pembangunan ketiga prasarana tersebut, yakni Bendungan Kering, Sudetan, dan Normalisasi Sungai Ciliwung adalah 347 hektare," kata Jarot.
Sedangkan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan Bendungan Sukamahi akan menjadi pengembangan ekowisata kawasan Puncak Bogor. PUPR juga akan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada dan tetap mengedepankan perlindungan lingkungan.
Saat peresmian, Presiden Joko Widodo menyebut Bendungan Sukamahi memiliki potensi wisata yang tinggi. Ini karena arsitektur bendungan sangat bagus untuk didatangi pengunjung.
"Baik Bendungan Ciawi dan Sukamahi, dua-duanya akan dipakai untuk wisata," kata Presiden.