REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki menyambut baik keputusan Israel melarang selain umat Muslim masuk kompleks Masjid Al Aqsa selama Ramadhan. Hal itu untuk meredakan ketegangan.
Dilansir di Anadolu Agency, Rabu (12/4/2023), dalam panggilan telepon, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu bersama Israel Eli Cohen membahas perkembangan terbaru mengenai Masjid Al-Aqsa.
Panggilan telepon itu terjadi sehari setelah pernyataan kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tentang larangan pengunjung dan turis Yahudi kompleks Masjid Al-Aqsa hingga akhir Ramadhan.
Cavusoglu menegaskan provokasi tidak boleh terulang di Masjid Al Aqsa. Menteri tersebut juga mengatakan Turki akan memberikan segala kontribusi yang memungkinkan untuk mengurangi ketegangan.
Ketegangan meningkat di seluruh wilayah Palestina setelah pasukan Israel menyerbu kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur dan secara paksa memindahkan jamaah pekan lalu. Serangan Israel di masjid memicu tembakan roket dari Jalur Gaza dan Lebanon, dengan Israel membalas dengan serangan udara dan artileri.
Bagi umat Islam, Al Aqsa mewakili situs tersuci ketiga di dunia. Orang Yahudi, pada bagian mereka, menyebut daerah itu Temple Mount, dengan mengatakan itu adalah situs dua kuil Yahudi kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Itu menganeksasi seluruh kota pada 1980 dalam suatu langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.