Kamis 13 Apr 2023 14:19 WIB

PIHC Catat Penyaluran Pupuk Bersubsidi Capai 2,06 Juta Ton

Penyediaan pupuk bersubsidi saat ini dikhususkan untuk Urea dan NPK.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Jumlah stok pupuk subsidi per tanggal 17 Januari 2023 ini terdiri dari 193.032 ton pupuk jenis urea dan 162.281 ton pupuk jenis NPK.
Foto: Dok. PT Pupuk Indonesia
Jumlah stok pupuk subsidi per tanggal 17 Januari 2023 ini terdiri dari 193.032 ton pupuk jenis urea dan 162.281 ton pupuk jenis NPK.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) mencatat realisasi penyaluran pupuk bersubsidi mencapai 2,06 juta ton per 10 April 2023. Jumlah tersebut setara dengan 69,4 persen dari alokasi yang ditargetkan hingga April 2023 sebesar 2,97 juta ton.

Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana mengatakan bahwa pupuk bersubsidi yang telah disalurkan perusahaan sudah sesuai dengan alokasi yang ditetapkan Pemerintah. Adapun jenis pupuk bersubsidi kini hanya dua, yakni Urea dan NPK.

Baca Juga

“Penyaluran ini terdiri dari pupuk jenis urea sebesar 1,20 juta ton dan NPK sebesar 843,7 ribu ton,” kata Wijaya dalam keterangan resminya, Kamis (13/4/2023).

Sebagai catatan, total alokasi pupuk bersubsidi yang ditetapkan pemerintah tahun 2023 sebesar 7,85 juta ton. Khusus pupuk Urea dialokasikan sebanyak 4,64 juta ton dan NPK 3,21 juta ton. Adapun, rencana produksi Pupuk Indonesia tahun 2023 sebesar 12,3 juta ton, baik pupuk bersubsidi maupun pupuk nonsubsidi.