REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) membidik kawasan industri tekstil di wilayah Jawa Barat dan terus fokus memacu pertumbuhan dana murah untuk pelaku sektor industri tersebut.
"Sektor ini cukup menjanjikan dengan potensi yang masih terbuka lebar. Oleh karena itu, BCA membuka Kantor Cabang Pembantu Unit Layanan Syariah (KCP ULS) Cimahi," kata Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrumdalam keterangan tertulisnya diterima di Bandung, Kamis (13/4/2023).
Dia menuturkan pembukaan cabang ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan dana murah dan memperluas akses layanan perbankan syariah di wilayah Jawa Barat. Beroperasinya BCA Syariah KCP ULS Cimahi ini menambah jumlah Kantor Cabang BCA Syariah menjadi 74 kantor cabang di seluruh Indonesia dan di wilayah Bandung raya saat ini ada empat kantor cabang.
"Ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan kinerja berkelanjutan melalui pertumbuhan organik. Sehingga dengan ekspansi jaringan, kami berkomitmen untuk memberikan kontribusi dalam peningkatan inklusi layanan perbankan syariah," kata dia.
Pada kuartal pertama, aset BCA Syariah tumbuh sebesar 16,3 persen secara tahunan (yoy) atau tercatat sebesar Rp 12,5 triliun. Sementara untuk pertumbuhan aset BCA Syariah didukung peningkatan DPK yang tercatat sebesar 20 persen yoy sebesar Rp 9,2 triliun dengan komposisi dana murah mencapai 38,1 persen.
Selama ini, Kota Cimahi, Jawa Barat, yang dikenal dengan kawasan industri tekstil dan pengolahan tengah berupaya untuk mengembangkan industri kreatif sebagai pengembangan ekonomi baru. Dengan kemajuan yang semakin pesat kami melihat potensi pengembangan bisnis yang baik di Kota Cimahi.
"Kehadiran BCA Syariah kami harap dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan perekonomian Kota Cimahi," kata Yuli.
Lebih lanjut ia mengatakan BCA Syariah akan tetap fokus untuk meningkatkan perolehan dana murah dengan strategi peningkatan kapabilitas IT dan pengembangan delivery channel serta penyaluran pembiayaan yang ekspansif dan terukur dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.
"Jadi kami menargetkan pertumbuhan aset di kisaran sembilan hingga 11 persen di akhir 2023," kata Yuli.