REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Turnamen tenis putri profesional WTA akan kembali digelar di China pada September menyusul 16 bulan boikot terhadap negara tersebut atas kekhawatiran terhadap keselamatan petenis Peng Shuai, demikian pernyataan resmi WTA pada Kamis (14/4/2023).
Mantan petenis ganda putri peringkat satu dunia itu belum pernah terlihat lagi di luar China setelah menyatakan tuduhan, kemudian mencabutnya, tindakan kekerasan seksual yang dilakukan seorang pejabat ofisial setempat.
"Pada 2021, ketika petenis China Peng Shuai dengan berani tampil, WTA mengambil sikap dan menangguhkan operasi ajang-ajang di China karena kekhawatiran terhadap keselamatannya dan keselamatan para pemain dan staf kami," kata WTA dalam laman resminya.
WTA sempat tidak yakin keputusannya itu diterima umum, namun pada akhirnya mereka mendapatkan dukungan karena telah "mengirim pesan yang kuat kepada dunia" meskipun pujian saja tidak cukup untuk membuat perubahan."Setelah 16 bulan menangguhkan kompetisi tenis di China dan upaya berkelanjutan untuk memenuhi permintaan awal kami, situasinya tidak menunjukkan tanda-tanda akan berubah," lanjut pernyataan WTA.