Jumat 14 Apr 2023 09:05 WIB

Ini Dia Lembaga Media Pertama yang Pilih Hengkang dari Twitter

NPR adalah lembaga berita besar pertama yang menarik diri dari platform tersebut.

Rep: Gumanti Awaliyah / Red: Natalia Endah Hapsari
 Twitter melabeli kantor berita independen Amerika NPR sebagai media yang berafiliasi dengan pemerintah AS dan menempatkannya pada kategori media corong pemerintah seperti China Daily.
Foto: AP Photo/Matt Rourke
Twitter melabeli kantor berita independen Amerika NPR sebagai media yang berafiliasi dengan pemerintah AS dan menempatkannya pada kategori media corong pemerintah seperti China Daily.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan penyiaran National Public Radio (NPR) mengumumkan tidak akan lagi mendistribusikan konten beritanya di Twitter. Hal itu dilakukan setelah Twitter melabeli kantor berita independen Amerika itu sebagai media yang berafiliasi dengan pemerintah AS dan menempatkannya pada kategori media corong pemerintah seperti China Daily.

NPR adalah lembaga berita besar pertama yang menarik diri dari platform tersebut, dan kabar ini muncul ketika hubungan CEO Twitter Elon Musk dengan pers sedang berada di titik terendah. Akun Twitter utama NPR tidak aktif sejak mendapatkan label tersebut seminggu yang lalu, tetapi CEO John Lansing mengumumkannya secara resmi melalui memo yang dikirim ke para stafnya pada Rabu.

Baca Juga

“Kami tidak akan menempatkan jurnalisme kami di platform, yang telah menunjukkan kecenderungan untuk merusak kredibilitas dan pemahaman publik terhadap independensi editorial kami," kata Lansing seperti dilansir dari The Verge, Jumat (14/4/2023).

Musk kerap berseteru dengan pers dan tindakan yang diambilnya selama beberapa minggu terakhir hanya memperparah situasi. Karena Twitter telah menyediakan verifikasi akun untuk dibeli, organisasi berita dan jurnalis perorangan enggan untuk berpartisipasi dalam sistem pay-to-play.

Sejumlah media, termasuk The Washington Post, Politico, dan Vox Media (perusahaan induk The Verge), menegaskan bahwa mereka tidak berniat membayar biaya untuk mempertahankan tanda centang biru di Twitter. Musk mencoba menunjukkan bahwa ia serius dengan menghapus tanda tersebut dari The New York Times, setelah disenggol oleh akun penggemar yang bernama @DogeDesigner.

Sementara konflik verifikasi telah berlangsung berbulan-bulan, pertengkaran Musk dengan pers berubah ke arah yang tidak terduga minggu lalu. Menampar NPR dengan label "berafiliasi dengan negara" mengejutkan organisasi dan pengikutnya, terutama karena Twitter sebelumnya mengutip jaringan tersebut sebagai contoh organisasi berita publik, yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut (pedoman itu kini telah diubah).

Karena NPR memastikan bukan termasuk media yang berafiliasi dengan pemerintah, label tersebut kemudian diubah menjadi "media yang didanai pemerintah". NPR menerima kurang dari satu persen dana dari pemerintah federal, meskipun stasiun-stasiun anggotanya mendapatkan bagian yang lebih besar (sekitar 13 persen) dari pendapatan mereka dari sumber-sumber pemerintah lokal dan federal.

Pekan ini, BBC juga menerima label sebagai media yang didanai pemerintah, sehingga mendorong jaringan tersebut untuk melayangkan protes dan mendesak Musk agar mencabut label tersebut. Musk berargumen bahwa ia berusaha memberikan transparansi bagi pengguna platform dan mengatakan bahwa ia secara pribadi adalah penggemar karya mereka. "Saya harus mencatat bahwa saya mengikuti BBC News di Twitter, karena menurut saya ini adalah salah satu yang paling tidak bias," kata Musk.

Musk setuju untuk melakukan wawancara langsung dengan BBC, di mana ia mengatakan bahwa Twitter dapat mengubah labelnya menjadi "didanai oleh publik" untuk mencerminkan bahwa pendanaannya berasal dari biaya perizinan publik, bukan dari pemerintah.  

Tidak hanya sampai di situ, minggu lalu, Twitter juga mulai menonaktifkan like, retweet, dan berbagi tweet yang menyertakan tautan Substack. Meskipun Substack sendiri bukanlah sebuah media berita, Substack merupakan rumah bagi buletin dan blog dari banyak jurnalis independen terkemuka, yang bergantung pada Twitter untuk promosi dan membangun audiens.

Mereka tampaknya adalah jenis jurnalis yang ingin didukung oleh Musk, tetapi ia tidak dapat menerima langkah Substack baru-baru ini yang memperkenalkan fitur mirip Twitter yang disebut Notes. Twitter tidak lagi menekan tautan Substack, tetapi para penulis Substack mengatakan bahwa mereka merasa terganggu dengan kesediaan Musk untuk mengacaukan mata pencaharian mereka demi kepentingannya.

Inti dari masalah ini adalah hubungan Twitter dengan berita. Musk menyadari bahwa sebagian besar nilai Twitter adalah sebagai penyalur berita, baik itu sebagai penyebar berita dari media yang sudah mapan, alat promosi untuk penulis independen, atau forum untuk pembaruan langsung dan percakapan tentang topik-topik yang sedang hangat. 

Pada gilirannya, organisasi berita dan jurnalis menjadi bergantung pada Twitter untuk menyebarkan konten mereka. Pelabelan NPR adalah situasi yang unik, tetapi jenis penargetan yang dilakukan Musk, tidak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement