REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tawuran antarsiswa juga masih marak terjadi di Jakarta.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengingatkan kepada para siswa yang mendapatkan status penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) agar tidak melakukan aksi tawuran.
Jika siswa tersebut kedapatan melakukan tawuran, sambung dia, nantinya KJP itu bisa dicabut. "Namanya aja Kartu Jakarta Pintar, ya orang suruh pintar, kalau suruh tawuran ya dicabut," kata Heru kepada wartawan di kantor Dinas Pendidikan (Disdik) DKI, Jakarta Selatan pada Kamis (13/4/2024).
Dia menjelaskan, tawuran tidak ada manfaatnya bagi para siswa. Heru pun mengimbau para siswa untuk fokus mengikuti pelajaran di sekolah saja daripada terlibat aksi tawuran.
"Di sekolah saja sudah cukup banyak tugas waktunya saja tersita untuk belajar kan, saya rasa kalau anak-anak didik kita mengikuti pelajaran dengan benar, tidak ada waktu (tawuran) waktunya untuk belajar," kata Heru.
Selain itu, Heru juga memerintahkan Disdik DKI untuk menjaga kualitas pendidikan di Ibu Kota. Salah satunya, dengan mencegah siswa melakukan tawuran. "Termasuk soal tawuran. Tadi saya minta ambil contoh-contoh anak sekolah diajak berdiskusi termasuk orang tuanya diajak diskusi, itu nanti saya minta tugas dari wakil kepala dinas pendidikan," ucap Heru.
Dia menambahkan, Disdik DKI harus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk mengatasi aksi tawuran yang masih terjadi di Jakarta. "Tadi pagi saya ketemu dengan Pak Kapolda membahas ini juga. Jadi Pak Kapolda, Pak Pangdam, Pak Kasatpol PP itu akan keliling bersama, untuk mengurangi tawuran-tawuran yang ada dan kriminalitas lainnya," kata Heru.