REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India mengabaikan kritik Pakistan dan tetap mengadakan pertemuan G20 di Kashmir dan Ladakh. Wilayah Himalaya yang disengketakan dua kekuatan nuklir tersebut.
New Delhi menegaskan, India bebas menggelar pertemuan di wilayahnya sendiri. Pakistan dan India mengeklaim seluruh Kashmir tapi masing-masing hanya menguasai sebagiannya.
Dua dari tiga perang negara bertetangga itu disebabkan perebutan wilayah Kashmir. Sampai 2019 Jammu dan Kashmir, negara bagian administrasi istimewa ketika Perdana Menteri Narendra Modi memecahnya menjadi dua negara di bawah pemerintah federal yakin Jammu dan Kashmir dan Ladakh.
Pada awal pekan ini Islamabad mengecam keputusan India untuk menggelar pertemuan dua wilayah tersebut. Pakistan menyebut langkah tersebut sebagai pelanggaran tidak bertanggung jawab pada hukum internasional.
"Pertemuan dan kegiatan G20 digelar di seluruh India dan wajar digelar di Jammu dan Kashmir dan Ladakh, yang mana bagian integral dan tak terpisahkan dari India," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India Arindam Bagchi, Kamis (13/4/2023).
Tahun ini India presidensi pertemuan G20 dan menjadi tuan rumah dalam acara puncak di New Delhi pada September mendatang.
Pada Jumat (14/4/2023) India merilis kalender kegiatan satu tahun menjelang kegiatan puncak G20. Termasuk kegiatan G20 dan pertemuan Youth 20 pada bulan April dan Mei di Srinagar, ibu kota Kashmir dan Leh di Ladakh.