REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, mengatakan bahwa mudik gratis perlu jadi program nasional untuk mengajak masyarakat berpindah dari kendaraan pribadi ke moda angkutan umum saat mudik. Hal ini juga dapat menekan angka kecelakaan.
"Program mudik gratis ini ke depannya bertujuan untuk memfasilitasi pemotor agar pindah menggunakan angkutan umum dan memfasilitasi golongan tidak mampu supaya bisa ikut mudik, tidak hanya sebagai penonton saja," kata Djokoyang juga menjadi pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata di Jakarta pada Jumat (14/4/2023).
Djoko menuturkan bahwa tujuan mudik gratis tidak hanya memfasilitasi pemudik menggunakan sepeda motor saja, tetapi juga memfasilitasi golongan menengah ke bawah untuk mudik. Sehingga, perlu disasar orang-orang yang tepat untuk mendapat program ini.
"Agar tidak salah sasaran, maka dasar seleksinya adalah kartu-kartu yang dikeluarkan oleh Kementerian Sosial, misalnya kartu prasejahtera. Sumber dananya bisa dari APBN dan APBD, Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN juga bisa dari Program Tanggungjawab Sosial Perusahaan ( Corparate Social Responsibility/CSR) perusahaan swasta," kata Djoko.
Selain itu, lanjut Djoko, mudik gratis angkutan air bertujuan memfasilitasi pergerakan antar pulau besar dan kecil dan masyarakat yang tinggal di daerah perairan. Targetnya adalah masyarakat yang tinggal di daerah kepulauan dan tidak ada layanan angkutan udara.
"Program Mudik gratis pada saat Perayaan Idul Fitri atau Musim Lebaran maupun Perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) perlu menjadi program nasional, yang pelaksanaannya tidak hanya di Pulau Jawa dan sebagian Pulau Sumatera. Akan tetapi juga di daerah-daerah termasuk di daerah kepulauan yang menggunakan kapal sebagai modanya," ungkap Djoko.
Joko menambahkan, program mudik gratis tahun 2023 menggunakan bus sudah menggunakan aplikasi "mitra darat" yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Dengan aplikasi ini dihindari pemudik mendaftar lebih dari satu penyelenggara.
Tujuannya, untuk menghindari banyaknya kursi kosong di dalam bus seperti tahun lalu. Sekitar 40 unit bus tidak jadi diberangkatkan karena penumpang yang mendaftar ternyata tidak memanfaatkannya. Padahal, warga yang menginginkan ikut mudik gratis cukup banyak.
Oleh sebab itu perlunya ada evaluasi penyelenggaraan mudik gratis yang selama ini sudah diselenggarakan Kementerian Perhubungan sejak 2007. "Mudik gratis sangat membantu bagi pemudik kelas menengah ke bawah yang rindu akan kampung halamannya. Setidaknya, setiap tahun dapat pulang ketemu sanak saudara dan berbagi kisah selama merantau di ibu kota," tutup Djoko.