REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja Pertamina Hulu Energi (PHE) termasuk anak cucu usaha Subholding Upstream Pertamina memperlihatkan hasil positif. Target produksi secara total yang melampaui target mendapatkan apresiasi.
Direktur Center for Energy Policy, M Kholid Syeirazi, menyikapi positif capaian kinerja itu. Salah satunya, Maurel & Prom SA (M&P), anak perusahaan PT Pertamina Internasional EP (PIEP), selaku Regional Internasional Subholding Upstream Pertamina. M&P mencatatkan laba bersih 211 juta dolar AS pada 2022, atau meningkat 55 persen dibanding tahun sebelumnya.
"Tentunya setiap prestasi kita harus berikan apresiasi. Tapi jangan cepat puas dengan hasil yang dicapai," kata Kholid dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/4/2023).
Dalam laporannya, pada mid triwulan pertama 2023, PHE berhasil memproduksi minyak dan gas bumi (migas) dari Januari hingga Februari 2023 melampaui target yaitu 576 MBOPD untuk minyak dan 2.785 MMSCFD untuk gas. Pencapaian ini berhasil menunjukan peningkatan produksi dua persen untuk produksi minyak dan enam persen untuk gas.
Keberhasilan itu merupakan hasil dari kinerja operasional yaitu selesainya 118 pengeboran sumur pengembangan, serta 103 kegiatan work over dan 4.839 well services. Selain itu, pada awal 2023 juga telah diselesaikan pengeboran dua sumur eksplorasi.
Sementara itu, cucu usaha PHE, Maurel & Prom SA (M&P) juga tak kalah moncer. Melalui laporannya, kinerja keuangan perusahaan tercatat EBITDA 443 juta dolar AS dan laba bersih 211 juta dolar AS.
Angka itu masing-masing naik 58 persen dan 55 persen dibandingkan 2021 yaitu 280 juta dolar AS dan 136 juta dolar AS. Selain itu, dari sisi produksi, M&P juga berhasil mempertahankan produksi pada angka 25.584 BOEPD.
M&P merupakan perusahaan publik yang terdaftar di bursa Euronext Paris dengan saham mayoritas sebesar 71,09 persen dimiliki PIEP. M&P diakuisisi Pertamina Group pada 2017 dengan wilayah operasi yang tersebar di Afrika dan Amerika Latin terdiri dari aset produksi dan eksplorasi.
Menurut Kholid, sejak masa pandemi Covid-19, prestasi Pertamina Group, termasuk subholding Pertamina Hulu Energi memang cukup stabil. Hal itu terlihat dari kinerja keuangan, termasuk laba dan juga dari sisi produksi. “Padahal, pada periode yang sama perusahaan migas asing seperti Petronas dan Shell mengalami tekanan,” ujarnya.
Kholid menjelaskan dengan pencapaian ini PHE akan bisa memberikan konstribusi terhadap ketahanan energi nasional. Karena pada prinsipnya ketahanan energi nasional harus memenuhi lima pilar, yakni availability (ketersediaan), affordability (keterjangkauan), accessability (kemudahan), acceptability masyarakat & lingkungan), dan sustainability (keberlanjutan).
“Dalam prinsip ini PHE sudah memenuhi sejumlah pilar ketahanan energi diantaranya ketersediaan, dan keberlanjutan,” ujar Kholid sambil melanjutkan bahwa produksi Pertamina telah menyumbang 54 persen dari kebutuhan nasional.
Pencapaian PHE yang mengalami peningkatan produksi juga akan menambah angka produksi energi sehingga konstribusi NOC semakin besar.