Jumat 14 Apr 2023 15:44 WIB

Cerita Korban Selamat Tragedi Kecelakaan Beruntun di Tol Boyolali: 'Saya Gak Kuat Bener'

Eka mengatakan dirinya sudah sering mengalami kecelakaan lalu lintas.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Fernan Rahadi
Warga melihat kondisi truk mengalami kecelakaan di Jalan Tol Semarang-Solo KM 487, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (14/4/2023). Berdasarkan data sementara Polda Jawa Tengah, kecelakaan yang melibatkan delapan kendaraan tersebut mengakibatkan enam orang meninggal dunia.
Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Warga melihat kondisi truk mengalami kecelakaan di Jalan Tol Semarang-Solo KM 487, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (14/4/2023). Berdasarkan data sementara Polda Jawa Tengah, kecelakaan yang melibatkan delapan kendaraan tersebut mengakibatkan enam orang meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Eka Supriyanto (42) salah seorang supir ekspedisi asal Klaten yang selamat usai tragedi kecelakaan di tol Semarang-Solo KM 487+600, Boyolali, pada Jumat (14/4/2023) dini hari, sekitar pukul 04.00 WIB mengaku sangat lelah dan ingin beristirahat di Rest Area. Namun lantaran penuh dirinya terpaksa tidur di bahu jalan. 

"Di Rest Area penuh ceritanya, sama satpam disuruh jalan. (Akhirnya) saya cuma jalan pelan-pelan, saya gak kuat bener, makanya tidur sini saja," kata Eka, (Jumat 14/4/2023). 

Baca Juga

"Saya istirahat di dalam mobil, saya di samping tidur, udah masuk di Rest Area tetapi karena penuh saya gak berhenti, karena di sini lihat ada yang berhenti ikut berhenti di sini. Tetapi begitu lihat situasinya sudah kacau," katanya.

Eka menceritakan bahwa dirinya berangkat dari Jakarta berencana mengantar ekspedisi tersebut ke Surabaya. Menurutnya, kecelakaan adalah salah satu risiko pekerjaan. 

"Ya beginilah risiko sopir, tetapi masih beruntung selamat. Saya sering kecelakaan, tetapi gak gede gini, kalau sopir ekspedisi itu dituntut lari, dituntut pekerjaan," katanya. 

Eka mengungkapkan bahwa dirinya berdua bersama kernetnya. Namun, lantaran terluka kenek tersebut masih dirawat di rumah sakit. "Iya kernet saya terpental, di puskesmas, ada luka-luka. Kaca depan itu juga saya pecah buat saya keluar," katanya. 

Sebelumnya, pihak kepolisian mengungkapkan dugaan sementara penyebab kecelakaan beruntun tersebut ada beberapa. Kecelakaan itu sendiri hingga kini memakan delapan korban jiwa. 

"Dugaan sementara pengemudi truk pengangkut besi diduga pertama mengantuk, dugaan kedua rem blong, ketiga adanya kelebihan muatan sehingga terjadi pengereman tidak maksimal," kata Kasatlantas Polres Boyolali, AKP M Herdi Pratama, di Boyolali, Jumat, (14/4/ 2023).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement