Sabtu 15 Apr 2023 08:07 WIB

Tingkat Hunian Hotel Makkah Mencapai 100 Persen

Ini merupakan tingkat tertinggi sejak pandemi.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Hotel-hotel memadati Makkah. Tingkat Hunian Hotel Makkah Mencapai 100 Persen
Foto: saudigazette
Hotel-hotel memadati Makkah. Tingkat Hunian Hotel Makkah Mencapai 100 Persen

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Sektor hotel Makkah menyaksikan kebangkitan yang signifikan, dengan hunian kamar di daerah pusat mencapai 100 persen selama 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan. Ini merupakan tingkat tertinggi sejak pandemi.

Manajer salah satu hotel di lingkungan Aziziyah, Bassam Khanfar, mengatakan bahwa tahun ini telah melihat peningkatan jumlah peziarah Umrah, dengan tingkat hunian kembali ke tingkat sebelum pandemi.

Baca Juga

Kebangkitan terutama disebabkan oleh fasilitas yang ditawarkan oleh Kerajaan kepada para peziarah dari luar negeri. Investor dan pemilik hotel dengan cepat mengambil keuntungan dengan membuka fasilitas mereka.

Khanfar menambahkan mengingat distribusi geografis hotel-hotel Makkah, jelas bahwa jaringan transportasi baru telah membantu para pelaku bisnis perhotelan di luar kawasan pusat untuk melayani bagian yang adil dari peziarah Umrah.

"Salah satu alasan terpenting bagi para peziarah untuk memilih tempat akomodasi mereka di luar area pusat adalah harga hotel yang sangat tinggi di area pusat,” kata Khanfar, dilansir dari Arab News, Sabtu (15/4/2023).

Direktur departemen komersial di Address Makkah Hotel, Hani Najah, mengatakan bahwa peziarah umroh terutama terkonsentrasi di daerah pusat sekitar Masjidil Haram.

Namun, dia menambahkan proyek Bus Makkah telah memungkinkan peziarah memilih hotel yang terletak di daerah lain di Makkah, dengan bus yang menghubungkan daerah ini dengan Masjidil Haram. “Ini telah membantu menghidupkan kembali area tersebut, terutama hotel-hotel di bawah bintang empat,” kata Najah.

Harga untuk kamar hotel dengan pemandangan berkisar antara 4.000 riyal hingga 10 ribu riyal (Rp 15,8 juta-Rp 39,4 juta) per malam untuk hotel bintang lima. Harga rata-rata per kamar adalah antara 2500 riyal (Rp 9,8 juta) dan 3000 riyal (Rp 11,8 juta), dan antara 800 riyal (Rp 3,1 juta) dan 1.100 riyal (Rp 4,1 juta) untuk hotel bintang lima dan bintang empat masing-masing di luar area pusat.

Arwa Al-Ahmadi, yang berspesialisasi dalam sektor pariwisata dan hotel, mengatakan peminat hotel tahun ini sangat tinggi, mencerminkan kekuatan sektor ini, dengan tingkat hunian kamar di beberapa hotel mencapai 100 persen, persentase yang terhambat oleh kondisi global karena wabah COVID-19 dalam beberapa tahun terakhir.

"Permintaannya tinggi, seluruh sektor bangkit kembali, dan kesempatan kerja telah menjadi mungkin dan menguntungkan,” ujar Al-Ahmadi.

Menurut  Al-Ahmadi, kota suci berisi lebih dari 1.400 hotel, dan baru-baru ini hotel-hotel tersebut mengalami peningkatan kapasita. Hal ini tentu saja karena terjadinya peningkatan jumlah peziarah yang datang ke tanah suci.

“(Wilayah) Makkah ramai sepanjang tahun dan tingkat hunian bervariasi, tetapi baru-baru ini, berkat keputusan bijak dari pemerintah kita, memungkinkan peziarah untuk datang dari luar negeri, tingkat hunian telah meningkat, mencapai sepenuhnya di beberapa hotel,” ujar dia.

Al-Ahmadi menambahkan bahwa kereta Haramain, dan bus gratis dari bandara, telah membantu memfasilitasi transportasi untuk mengurangi kemacetan.

Direktur operasi di Address Hotel, Ali Fallatah, mengatakan bahwa peningkatan hunian hotel telah dibantu oleh aksesibilitas visa yang lebih besar, dan periode transit empat hari di dalam Arab Saudi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement