Ahad 16 Apr 2023 05:10 WIB

Jelang Lebaran, Ditpolairud Antisipasi Penumpukan Kapal Ikan di Pantura Jateng

Di Pelabuhan Perikanan Tegal terdapat 1.209 kapal penangkap ikan bersandar.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
 Ditpolairud Polda Jawa Tengah meningkatkan pengawasan sekaligus pencegahan terhadap risiko kebakaran kapal nelayan di pesisir utara Tegal.
Foto: Dokumen
Ditpolairud Polda Jawa Tengah meningkatkan pengawasan sekaligus pencegahan terhadap risiko kebakaran kapal nelayan di pesisir utara Tegal.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Jajaran Ditpolairud Polda Jawa Tengah meningkatkan pengawasan sekaligus pencegahan terhadap risiko kebakaran kapal nelayan di sepanjang pesisir utara Jateng.

Menjelang Idul Fitri 1444 Hijriyah, para nelayan mulai berlabuh di sejumlah dermaga pelabuhan perikanan yang ada di sepanjang pesisir utara guna merayakan Lebaran bersama keluarga.

Kondisi ini berpotensi menimbulkan penumpukan jumlah kapal nelayan yang bersandar di sejumlah dermaga pelabuhan di kawasan pantai utara pantura Jateng.

"Kami mulai melakukan pengecekan ke sejumlah pelabuhan di pesisir pantura Jawa Tengah," ungkap Dirpolairud Polda Jateng, Kombes Pol Hariadi di Semarang.

Dalam pengecekan di Pelabuhan Nusantara Pekalongan, Dirpolairud yang didampingi Kapolres Pekalongan Kota, AKBP Wahyu Rohadi, dan kasatpolair turun langsung menyusuri muara Alur Kali Koji dan Kolam Penampungan.

Hasil pengecekan didapati sekitar 200 kapal nelayan telah bersandar di sepanjang muara Kali Koji yang membentang dari utara ke selatan menuju Kolam Penampungan.

Sementara di kawasan Kolam Penampungan yang ada di Kali Koji juga sudah ada lebih dari 150 kapal nelayan yang telah buang jangkar (bersandar). “Hal ni tentunya menimbulkan berbagai kerawanan, antara lain kebakaran kapal yang dapat merugikan banyak pihak,” jelas dirpolairud.

Pemandangan serupa, lanjutnya, juga ditemukan di sejumlah pelabuhan perikanan lainnya. Antara lain di Pelabuhan Tegal, Pemalang, Pati, Rembang, Cilacap, dan sejumlah pelabuhan perikanan lainnya.

Guna mengantisipasi hal tersebut, Ditpolairud berkoordinasi dengan unsur kemaritiman lainnya untuk mengatur jalur keluar/masuk kapal dan menghindari adanya penumpukan.

Di Pelabuhan Perikanan Tegal terdapat 1.209 kapal penangkap ikan yang bersandar dan  diperkirakan sebanyak 37 ribu ABK kapal yang melaksanakan Lebaran di wilayah ini.

Selain kawasan pelabuhan perikanan, pengecekan juga dilakukan di beberapa titik wisata perairan seperti Pantai Widuri, Pantai Asem Doyong, dan Pantai Nyamplungsari di Pemalang.

Diperkirakan sejumlah wisata perairan di Jateng juga turut mengalami peningkatan jumlah wisatawan selama masa libur Lebaran nanti.

Untuk itu dirpolairud mengimbau pada para pengelola wisata perairan untuk memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan para wisatawan dengan mewajibkan penggunaan life jacket.

Selain itu juga membatasi jumlah penumpang kapal wisata sesuai kapasitasnya, guna mengantisipasi terjadinya kecelakaan air saat libur Lebaran.

Kepada seluruh kasatpolairud di jajaran Polda Jateng untuk aktif turun langsung melakukan pengamanan serta memberikan himbauan kepada masyarakat. Hal ini untuk mewujudkan zero accident di wilayah perairan.

“Tekan seoptimal mungkin untuk antisipasi terjadinya kecelakaan di objek wisata perairan, pantai, dan laut yang ada di wilayah tugas masing-masing,” tegas Hariadi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement