REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar menegaskan warga Nahdliyin tidak haram mencoblos Partai Amanat Nasional (PAN). Meskipun, PAN merupakan partai politik berbasis Muhammadiyah.
Marzuki mengatakan, yang haram adalah mendukung partai politik yang berpotensi membahayakan agama dan negara. "Yang haram itu kalau mendukung kekuatan politik yang akhirnya membahayakan agamanya, membahayakan negaranya, atau ketika kekuatan politik yang didukung itu akan mengancam persatuan" kata Marzuki seusai mengikuti pengajian dan Sholat Tarawih bersama yang digelar DPW PAN Jatim di Surabaya, Sabtu (15/4/2023).
Marzuki menegaskan, selama partai politik tidak bertentangan dengan tiga ajaran NU, maka tidak ada salahnya warga Nahdliyin mendukung partai tersebut. Tiga ajaran yang dimaksud adalah berhubungan baik dengan sesama manusia, sesama bangsa, dan sesama umat Muslim.
"Kekuatan politik apapun asal gak nabrak tiga ajaran NU, yakni ukhuwah Basyariah, ukhuwah Wathoniyah, ukhuwah Islamiyah, silahkan (didukung)" ujarnya.
Marzuki mengatakan, dalam ajaran NU dengan warga non-Muslim saja dianjurkan untuk mempererat silaturahim. Apalagi dengan sesama Muslim, meskipun itu berbeda organisasi. Menurutnya, sangat aneh jika sesama Muslim berkolaborasi, bergotong royong, atau berhubungan baik, lantas dipermasalahkan.
"Harusnya kalau kepada non-Muslim pun dianjurkan apalagi sesama Muslim. Apalagi di PKB pun ada HMI-nya ternyata di PAN pun ada PMII-nya. Itu lah kenapa Indoneaia sulit dipecah belah," kata Marzuki.
Pernyataan serupa sudah disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya beberapa waktu lalu. Gus Yahya mengatakan, warga NU tidak haram mencoblos Partai Amanat Nasional (PAN). Meskipun, kata dia, sudah diketahui bersama bahwa PAN didirikan dengan berbasis Muhammadiyah.
"Saya sebagai Ketua Umum PBNU harus katakan warga NU tidak haram mencoblos PAN," kata Gus Yahya saat menghadiri acara Simposium Satu Abad NU yang digelar PAN di Hotel Sheraton, Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (18/2/2023).