REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Ramadhan memiliki banyak keutamaan. Salah satunya adalah adanya malam istimewa Lailatul Qadar, suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Dan mengapa disebut Lailaitul Qadar?
Dikutip dari buku Risalah tentang Itikaf dan Lailatul Qodr oleh Abu Ubaidah Yusuf, Lailatul Qadar diambil dari dua rangkaian kata:
Pertama: Lailat yang berarti malam. Dipilih malam hari, bukan siang menunjukkan keistimewaan waktu malam. Oleh karena itulah, Allah dan rasul-Nya seringkali menyebut waktu malam seperti:
وَمِنَ الَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَاَدْبَارَ السُّجُوْدِ.
"Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai sujud." (QS. Qaf ayat 40)
Hal itu karena pada waktu malam terdapat kebeningan hati, keikhlasan, dan ketenangan jiwa.
Kedua: Al-Qadr mempunyai dua arti yang masyhur:
- Kemuliaan. Malam tersebut mulia yang tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Alquran dan turunnya para malaikat dengan membawa berkah atau kesejahteraan. Makna al-Qadr seperti ini dikuatkan dengan ayat lain yang berbunyi:
وَمَا قَدَرُوا اللّٰهَ حَقَّ قَدْرِهٖٓ
"Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya." (QS. al-An’am ayat 91)
- Penetapan. Malam tersebut adalah malam penetapan dan pengaturan Allah bagi perjalanan hidup manusia selama setahun. Makna al-Qadr seperti ini dikuatkan dalam ayat lain yang berbunyi:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍۙ اَمْرًا مِّنْ عِنْدِنَاۗ اِنَّا كُنَّا مُرْسِلِيْنَۖ رَحْمَةً مِّنْ رَّبِّكَ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُۗ
\"Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.\" (QS. ad-Dukhan ayat 3–6)
Imam Qatadah rahimahullah berkata: “Pada malam ini
dijelaskan segala perkara dalam setahun.” (HR. Thabari dalam Tafsir-nya)
Imam Nawawi rahimahullah berkata: “Para ulama menjelaskan: ‘Dinamakan Lailatul Qadr karena pada malam itu para malaikat menulis segala takdir.’ ” Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan: “Pendapat ini diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dan para ahli tafsir lainnya dengan sanad shahih dari Mujahid, Ikrimah, Qatadah, dan lain-lain.” (Fathul Bari)
Tidak ada kontradiksi antara dua pendapat di atas, karena pendapat kedua tidaklah bertentangan dengan pendapat pertama bahkan mendukungya, sebab penetapan takdir pada malam itu menambah kemuliaan malam tersebut.