Senin 17 Apr 2023 07:46 WIB

Korsel-AS Kerahkan 110 Pesawat dan 1.400 Tentara dalam Latihan Udara Gabungan

Latihan militer gabungan antara kedua negara tersebut telah sering dikecam oleh Korut

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 Jet F/A-18 Angkatan Laut AS
Foto: EPA-EFE/JEON HEON-KYUN
Jet F/A-18 Angkatan Laut AS

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL – Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) akan memulai latihan udara gabungan selama 12 hari pada Senin (17/4/2023). Latihan militer gabungan antara kedua negara tersebut telah sering dikecam oleh Korea Utara (Korut) karena dianggap bentuk provokasi.

Korea Flying Training akan dimulai di Pangkalan Udara Gwangju yang terletak 267 kilometer di selatan Seoul. Sekitar 110 pesawat dan lebih dari 1.400 tentara bakal dikerahkan dalam latihan tersebut. Korsel berencana menerjunkan sekitar 60 pesawat tempurnya termasuk F-35A, F-15K, dan KF-16 serta pesawat angkut tanker KC-330.

Baca Juga

Sementara AS bakal memobilisasi lebih dari 40 pesawat, antara lain F-16, A-10, F-35B, dan FA-18 Angkatan Udara Korsel mengatakan, latihan akan berlangsung dengan fokus pada peningkatan interoperabilitas serta kemampuan operasional gabungan dari pesawat tempur canggih generasi keempat dan kelima sekutu, seperti F-15K dan pesawat F-35 yang menghindari radar.

Selama latihan, Korsel dan AS akan menggelar berbagai pelatihan, termasuk penerbangan paket serangan, serangan balik defensif, serta operasi dukungan udara jarak dekat. “Melalui latihan ini, (kami) akan dapat menegaskan kembali aliansi Korsel-AS yang solid dan selanjutnya mengembangkan kemampuan operasional gabungan ke tingkat yang lebih tinggi,” kata Kepala Staf Komando Operasi Angkatan Udara Korsel Kolonel Lee Beom-ki, dikutip laman kantor berita Korsel, Yonhap News Agency, Ahad (16/4/2023).

Korsel dan AS telah melakukan serangkaian latihan gabungan tahun ini. Kegiatan itu berlangsung saat Korut juga terus melanjutkan pengembangan rudal balistiknya. Pada Jumat (14/4/2023) lalu, Korsel dan AS menggelar latihan udara bersama. AS mengerahkan pesawat pembom strategis B-52H dalam latihan tersebut. Latihan udara gabungan antara Seoul dan Washington berlangsung sehari setelah Pyongyang menguji rudal balistik antarbenua bernama Hwasong-18.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement