REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker usus besar (kanker kolorektal) lebih umum dialami pria. Menurut ahli onkologi medis di Parkway Cancer Centre (PCC), dr Wong Siew Wei, belum ada studi lengkap yang menjelaskan faktor di balik fenomena tersebut.
Dia mengatakan, hanya saja secara umum, gaya hidup pria lebih tidak sehat dibandingkan wanita. Contohnya, merokok dan minum alkohol.
“Faktor risikonya juga terkait terlalu banyak makan yang diproses atau cepat saji, obesitas, alkohol, dan merokok,” kata dr Wong dari Zoom yang disimak dalam acara bersama canHOPE di Jakarta, Jumat (15/4/2023).
Dr Wong mengatakan, hal itu bisa juga terjadi karena faktor stres seperti yang ditemukan di negara-negara berkembang. Di negara berkembang, banyak orang mengikuti pola makan Barat seperti konsumsi makanan yang diproses.
Kendati belum ada studi komprehensif mengenai alasan kanker ini lebih umum pada pria, namun ada faktor risiko yang sudah jelas. Faktor tersebut seperti terlalu banyak konsumsi lemak hewani dari daging merah serta makanan cepat saji seperti sosis, burger. Kemudian juga obesitas, kurang aktivitas fisik, alkohol, dan merokok.
Meski ada anggapan bahwa daging merah tetap dibutuhkan, namun dr Wong menyebut apa pun yang berlebihan tetap tidak baik. Contohnya, makan daging steak setiap pekan, juga tidak sehat.
Dia menganjurkan untuk rajin mengonsumsi makanan berserat demi kesehatan usus. Belum ada bukti yang cukup terkait yoghurt bisa mengurangi risiko kanker usus.
Dr Wong mengatakan, gaya hidup sehat penting untuk mencegah penyakit. Meski begitu, lebih penting lagi melakukan skrining awal atau deteksi dini. “Karena butuh 10-15 tahun untuk jadi kanker utuh,” kata dia.
Sering kali kanker usus tidak menimbulkan gejala sehinga banyak kasus terdeteksi ketika kanker sudah menyebar. Tingkat kematian jenis kanker ini terbilang cukup tinggi. Pada 2018, Kemenkes RI, menurut Globocan, menunjukan kanker kolorektal merupakan kanker kedua tertinggi pada pria dengan total pasien 30.017 (8,6 persen).