REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang menilai, sejarah pertukaran Islam antara Indonesia dengan China cukup panjang. Mulai dari cerita Laksamana Cheng Ho yang menyebarkan agama Islam saat ekspedisi ke Nusantara hingga sebagian Wali Sanga yang merupakan ulama Islam keturunan China.
"Cerita-cerita semua ini mencerminkan semangat toleransi dan perkembangan budaya dari kedua negara," ujarnya dalam acara tadarus peradaban dan buka puasa bersama di Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Lu Kang pun memuji semangat Islam Nusantara yang sejalan dengan inisiatif peradaban global. Islam Nusantara memberikan kesempatan yang luas bagi kedua negara untuk meningkatkan pertukaran peradaban dan saling belajar.
Bahkan, kata dia, studi Islam Nusantara yang didirikan oleh Pimpinan Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK)Said Aqil Siradj memperlihatkan bagaimana nilai-nilai budaya Indonesia dapat dipertimbangkan dalam penafsiran Islam. "Bahkan diindikasikan dengan Islam Indonesia," tambah Kang.
Lu Kang juga menyebut bahwa Presiden China Xi Jinping baru saja meluncurkan inisiatif peradaban global, bersamaan dengan seruan agar semua negara menghormati peradaban lain, serta mempertahankan semangat kesetaraan, saling belajar, dan dialog.
"Inisiatif peradaban global telah menyajikan solusi dari China untuk memajukan peradaban manusia secara bersama-sama," katanya.
Lu Kang pun menegaskan bahwa China dan Indonesia merupakan tetangga yang baik. Menurut dia, persahabatan antara rakyat adalah kunci untuk mengeratkan hubungan antarnegara. "Mitra yang mesra dan saudara yang tulus," katanya.
Pihak China, kata dia, juga berharap dapat terus berkomunikasi dan bertukar pengalaman dengan dunia Islam, termasuk Indonesia, serta bersama-sama berusaha untuk mewujudkan perdamaian stabilitas dan kemakmuran dunia. "China adalah sahabat ikhlas dunia Islam bersama-sama mempertahankan perdamaian dan pembangunan dunia serta keragaman budaya," ujar Lu Kang.
Pada 2022, Presiden Xi Jinping dan Presiden RI Joko Widodo saling berkunjung dan menetapkan arah untuk membangun komunitas senasib dan sepenanggungan.