Senin 17 Apr 2023 11:04 WIB

Delegasi Senior Hamas Kunjungi Arab Saudi

Hamas tidak mengesampingkan pertemuan dengan pejabat Saudi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Delegasi senior yang mewakili gerakan perlawanan Palestina, Hamas akan mengunjungi Arab Saudi setelah hubungan keduanya menurun selama bertahun-tahun.
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Delegasi senior yang mewakili gerakan perlawanan Palestina, Hamas akan mengunjungi Arab Saudi setelah hubungan keduanya menurun selama bertahun-tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Delegasi senior yang mewakili gerakan perlawanan Palestina, Hamas akan mengunjungi Arab Saudi setelah hubungan keduanya menurun selama bertahun-tahun. Menurut laporan surat kabar Al-Resalah, delegasi yang terdiri dari Kepala Biro Politik Ismail Haniyeh, bersama wakilnya Saleh Al-Arouri dan kepala kantor diaspora Hamas, Khaled Mashaal akan berada di Saudi untuk menunaikan umroh.  

Namun, Hamas tidak mengesampingkan pertemuan dengan pejabat Saudi. Surat kabar Al-Araby Al-Jadeed, yang mengutip seorang sumber informasi melaporkan bahwa delegasi Hamas tiba di Arab Saudi pada Ahad (16/4/2023). Haniyeh juga akan didampingi oleh wakil kepala biro politik luar negeri Mousa Abu Marzouk dan Zaher Jabarin yang bertanggung jawab untuk urusan tahanan.

Dilaporkan Middle East Monitor, Ahad (17/4/2023), ada spekulasi bahwa setiap pertemuan dengan pejabat Saudi, akan mengarah pada pemulihan potensial hubungan antara Riyadh dan Hamas, yang memburuk pada 2007. Hubungan kedua pihak memburuk setelah pemerintah Saudi menyalahkan Hamas atas kegagalan Perjanjian Makkah yang ditandatangani oleh Hamas dan Fatah.  Perjanjian ini mengakhiri pertikaian antara kedua faksi di Jalur Gaza setelah kemenangan partai sebelumnya pada pemilu 2006.

Hubungan semakin mandek pada 2019, setelah Saudi menangkap puluhan aktivis dan anggota, termasuk mantan perwakilan Mohamed Al-Khodari yang dibebaskan pada Oktober tahun lalu.  Setelah dua warga Palestina dibebaskan dari penjara Saudi pada Februari, Hamas menyatakan rekonsiliasi dengan Saudi.

"Kami menegaskan keinginan kami untuk menjalin hubungan positif dengan saudara-saudara kami di Arab Saudi dan semua negara persaudaraan dalam melayani perjuangan Palestina dan bangsa Arab dan Islam kami," ujar pernyataan Hamas.

Kedatangan anggota senior Hamas di kerajaan terjadi setelah Arab Saudi setuju untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Iran, dan pertemuan resmi dengan pemerintah pimpinan Houthi di Ibu Kota Yaman, Sanaa.  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement