REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggenjot pembangunan infrastruktur transportasi publik untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono mengatakan, Jakarta memang mengalami kemacetan seperti yang disebutkan Presiden Joko Widodo bahwa pagi sudah macet.
Bahkan siang hingga sore macet dan malam hari pun macet. Karena itu pembangunan integrasi transportasi antarmoda sampai saat ini terus dikerjakan.
Namun Heru ingin pembangunan berbagai jenis alat transportasi publik yang terintegrasi itu dipercepat untuk memberi kemudahan bagi pelaku transportasi berorientasi transit sehingga semakin banyak masyarakat yang beralih menggunakan transportasi publik.
"Iya, memang Jakarta mengalami kemacetan lalu lintas. Maka kami konsep untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Jakarta dengan merealisasikan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT), Transjakarta dan LRT," kata Heru.
Antarmoda transportasi itu dibangun agar bisa terintegrasi satu sama lain. Pj Gubernur DKI Jakarta berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan aksesibilitas, konektivitas dan integrasi antarmoda di Stasiun Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, lewat penyelesaian pemasangan rel Kereta Api Cepat Jakarta Bandung dan "Caroussel Test Project LRT Jabodebek".
Ini adalah peletakan rel kereta terakhir Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (KCJB) sehingga total panjang rel yang terbentang sudah mencapai 304 kilometer (km) untuk dua lajur kereta.
Sedangkan LRT Jabodebek sedang menguji kesiapan proyek pembangunan alat transportasinya untuk memasuki periode pengujian secara terintegrasi.
Heru menyebutkan, kedua proyek strategis nasional tersebut akan diresmikan pada 18 Agustus 2023 oleh Presiden Joko Widodo. KCJB nantinya hadir dengan banyak pilihan waktu perjalanan sehingga jarak Jakarta-Bandung akan ditempuh hanya dalam waktu 36 hingga 44 menit.
KCJB juga memiliki tiga kelas perjalanan, namun desain ruangan lebih luas dan modern. Adapun kapasitas total penumpang Kereta Api Cepat Jakarta Bandung mencapai 601 penumpang yang juga menyediakan ruang khusus untuk difabel.
Stasiun KCJB di Halim mengakomodir sistem transportasi publik terintegrasi dengan mengoneksikan langsung LRT Jabodebek, TransJakarta (BRT/non-BRT), dan shuttle via jalan raya ke Central Business District (CBD) Jalan DI Panjaitan dan via Tol Cikampek agar semakin memudahkan mobilitas pelaku perjalanan berorientasi transit.
Stasiun KCJB dan Stasiun LRT Jabodebek terhubung melalui jembatan penyeberangan multiguna yang nyaman dengan penyejuk ruangan dan dilengkapi deretan gerai ritel untuk melengkapi kebutuhan penumpang.