REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Laksamana Yudo Margono bersama-sama para personel tinggi dari Markas Besar (Mabes) TNI bertolak ke Papua, Senin (17/4/2023). Kunjungan tersebut dilakukan setelah kelompok separatisme bersenjata melakukan penyerangan di Pos Militer Mugi-Mam di Nduga, Papua Pegunungan.
Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letnan Jenderal (Letjen) Bambang Ismawan mengatakan, Panglima akan mengevaluasi terkait operasi militer penyelamatan Pilot Susi Air yang disandera kelompok separatisme bersenjata di Nduga. “Tadi siang, memang Panglima (TNI), bersama dengan Bapak KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat), Pangkostrad, dan beberapa asisten berangkat ke Timika untuk melihat kondisi langsung di lapangan pascakejadian di Nduga itu seperti apa,” ujar Letjen Bambang saat ditemui di sela Gelar Pasukan Operasi Ketupat 2023 di Silang Monas, Jakarta, Senin (17/4/2023).
“Nanti dari sana, Panglima akan mengevaluasi, dan memastikan keadaan, dan melihat kebutuhan apa yang harus dilakukan di sana,” kata Letjen Bambang menambahkan.
Kemarin, Ahad (16/4/2023) dalam konfrensi pers di Mabes TNI Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono mengatakan, Panglima Yudo memerintahkan untuk mengerahkan bantuan tempur maksimal ke wilayah Nduga. Bantuan tempur maksimal tersebut dilakukan sebagai respons terhadap kelompok separatisme yang melakukan penyerangan di Pos Militer Mugi di Nduga, Papua Pegunungan.
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengeklaim sembilan prajurit TNI tewas dalam serangan tersebut. Akan tetapi Mabes TNI mengacu pada hasil laporan sementara yang menyebutkan hanya satu anggotanya yang gugur dalam penyerangan tersebut.
Namun mengakui masih ada sejumlah prajurit dari Yonif Rider 321/GT Divisi Kostrad dan Kopassus yang belum diketahui nasibnya. “Panglima TNI secara terus-menerus memerintahkan untuk melakukan pencarian dengan bantuan tempur dan kekuatan maksimal,” kata Laksda Julius, Ahad (16/4/2023).
Letjen Bambang melanjutkan, maksud Panglima agar mengerahkan bantuan tempur maksimal ke Nduga bukan berarti akan dilakukan pertempuran besar-besaran dengan para separatisme di wilayah Papua Pegunungan itu. Akan tetapi dikatakan Letjen Bambang, itu dilakukan masih dalam misi membebaskan Pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Marthen yang sampai saat ini masih dalam penyanderaan kelompok separatisme prokemerdekaan Papua di Nduga.
“Jadi Panglima ke Papua untuk melihat langsung di lapangan, untuk melihat apa yang dibutuhkan prajurit di lapangan, apakah perlu tambahan pasukan, atau bagaimana nanti itu diputuskan oleh Panglima di sana,” kata Letjen Bambang.
Kapuspen TNI Laksda Julis kepada Republika.co.id, Senin (17/4/2023) menyampaikan, Panglima Yudo dan rombongan dari Jakarta, sudah tiba di Bandara Moses Kilangin, di Timika. “Panglima akan memimpin rapat evaluasi Operasi SAR Pilot Susi Air,” kata Laksda Julius lewat pesan singkat.
Kata dia rapat besar evaluasi tersebut, akan menyertakan otoritas militer di Papua. Yakni Pangkogabwilhan III, dan Pangdam-17 Cenderawasih, Dankoopsus TNI, Pangkoarmada III, Danrem 173, Danrem 174.