REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Anggota Parlemen Uni Eropa mendesak pemimpin dunia untuk menggelar pertemuan mencari cara mengendalikan pengembangan sistem kecerdasan artifisial (AI) seperti ChatGPT. Mereka mengatakan perkembangan teknologi itu lebih cepat dari yang diperkirakan.
Sekitar 12 anggota parlemen yang mengerjakan legislasi bidang teknologi Uni Eropa mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menggelar pertemuan. Menurut mereka, semua perusahaan AI harus lebih bertanggung jawab.
Pernyataan ini disampaikan beberapa pekan setelah pemilik Twitter Elon Musk dan lebih dari 1.000 tokoh teknologi meminta pengembangan sistem AI yang lebih canggih dari ChatGPT ditunda selama enam bulan. Teknologi kerja sama OpenAI dan Microsoft itu dapat meniru manusia dan memunculkan teks percakapan dan foto berdasarkan respon.
Dalam surat terbuka bulan Maret lalu para tokoh teknologi yang bergabung dalam Future of Life Institute (FLI) memperingatkan AI dapat menyebarkan informasi palsu dalam kecepatan yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Menurut mereka mesin dapat "lebih banyak, lebih cepat, usang dan menggantikan" manusia bila beroperasi tanpa pengawasan manusia. Anggota Parlemen Uni Eropa mengatakan mereka tidak sepakat dengan pesan FLI "yang lebih pada pernyataan mengkhawatirkan."
"Namun kami setuju pada inti pesan surat itu: dengan kecepatan evolusi AI kuat, kami melihat perlunya aksi politik signifikan," kata Anggota Parlemen Uni Eropa, Ahad (17/4/2023).
Surat itu mendesak negara demokrasi dan "nondemokrasi" untuk merefleksi potensinya pada sistem pemerintahan dan menahan diri dalam mengejar AI kuat. Juru bicara von der Leyen belum menanggapi permintaan komentar. Presiden FLI Max Tegmark menanggapi tuduhan menyebar peringatan yang memicu kekhawatiran.
"Mereka bisa berpikir apapun yang mereka mau asalkan mereka melakukan hal yang benar," katanya.
Tegmark mengaku ia "senang" dengan jawaban dari Anggota Parlemen Eropa. Ia memuji mereka sebagai pionir meregulasi AI di seluruh dunia.
"Tujuan utama surat kami adalah menjadikan regulasi dan pembuatan kebijakan sebagai pembicaraan arus utama," katanya.
"Rasanya surat terbuka kami mengejutkan. Banyak orang yang telah membahas hal ini, tapi tertahan oleh ketakutan dianggap paranoid yang menahan inovasi, yang paling penting pembicaraan ini terjadi," katanya.