Selasa 18 Apr 2023 10:46 WIB

Raup Dana Rp 9,2 Triliun, Saham IPO Emiten Nikel Ini Melesat 19 Persen

MBMA melepas sebanyai 11,55 miliar saham baru.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada Selasa (18/4/2023). Saat debut, saham MBMA langsung melesat naik hingga 19 Persen.
Foto: Republika/Retno Wulandhari
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada Selasa (18/4/2023). Saat debut, saham MBMA langsung melesat naik hingga 19 Persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (18/4/2023). MBMA merupakan perusahaan ke-34 yang tercatat di BEI pada tahun ini.

Saat debut, MBMA langsung melesat naik ke level 955. Posisi tersebut menguat hingga sebesar 19 persen dari saat Penawaran Umum Perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di level 795.

Baca Juga

Sebagai informasi, MBMA adalah perusahaan yang melaksanakan hilirisasi dalam rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik. Dari IPO, MBMA melepas sebanyai 11,55 miliar saham baru.

Perseroan pun meraup dana sekitar Rp 9,2 triliun dengan nilai kapitalisasi pasar saham mencapai Rp 85,9 triliun. "Dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan sejumlah proyek," kata Direktur Utama MBMA Devin Antonio Ridwan.

MBMA berencana menggunakan dana hasil IPO antara lain untuk membiayai pembangunan dan pengembangan sejumlah proyek pemrosesan nikel seperti fasilitas High Pressure Acid Leach (HPAL) I tahap I. Fasilitas ini memiliki kapasitas 60 ribu ton per tahun untuk menghasilkan material dalam rantai nilai bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik.

Sebagian lainnya akan digunakan untuk memperkuat modal kerja anak usaha, diantaranya PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) yang merupakan perusahaan tambang nikel dengan salah satu sumber daya terbesar di dunia dalam hal kandungan nikel.

Saat ini SCM memiliki sumber daya lebih dari 1,1 miliar bijih dry metric tonnes yang mengandung 13,8 juta ton nikel dengan kadar 1,22 persen Ni dan 1,0 juta ton kobalt pada kadar 0,08 persen Co. Kapasitas produksi tambang SCM diperkirakan akan mencapai 14,6 juta wet metric tonnes pada 2024.

"MBMA juga akan memakai dana IPO untuk melunasi pinjaman," ujar Devin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement