Selasa 18 Apr 2023 11:30 WIB

Asosiasi Ritel di Bali Nilai THR Pacu Belanja Saat Libur Lebaran 2023

Terjadi pertumbuhan bisnis ritel hingga 20 persen.

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali menilai, pencairan tunjangan hari raya (THR) kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pekerjaberkontribusi memacu belanja masyarakat saat libur panjang Lebaran 2023.
Foto: Dok Alfamart
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali menilai, pencairan tunjangan hari raya (THR) kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pekerjaberkontribusi memacu belanja masyarakat saat libur panjang Lebaran 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali menilai, pencairan tunjangan hari raya (THR) kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pekerjaberkontribusi memacu belanja masyarakat saat libur panjang Lebaran 2023. THR membuat sebagian besar masyarakat berpenghasilan, tidak lagi menahan belanja seperti yang dilakukan saat pandemi selama dua hampir dua tahun.

"THR ini bisa meningkatkan daya beli masyarakat lebih tinggi, mereka mau meningkatkan konsumsinya," kata Ketua Aprindo Bali Anak Agung Ngurah Agung Agra Putra di Denpasar, Selasa (18/4/2023).

Baca Juga

Asosiasi itu memproyeksi terjadi pertumbuhan bisnis ritel di sejumlah toko modern, pasar swalayan dan pusat perbelanjaan lainnya di Bali mencapai hingga 20 persen jika dibandingkan 2022. Namun, ia tidak membeberkan valuasi dari persentase pertumbuhan sektor ritel di Bali saat libur Lebaran 2023.

Pertumbuhan itu, kata dia, seiring semakin meluasnya pelonggaran pembatasan aktivitas masyarakat saat pandemi COVID-19 yang saat ini terkendali. Pelonggaran itu membuka keran lebih besar kedatangan turis baik domestik dan mancanegara ke Bali sehingga menghidupkan industri pariwisata Pulau Dewata.

"Awal hingga tengah tahun ini kami berharap akan terjadi belanja cukup besar dari masyarakat," katanya.

Rangkaian momentum yang turut menggeliatkan bisnis ritel, kata dia, mulai dari tahun baru, Hari Raya Galungan dan Kuningan, Hari Suci Nyepi, Bulan Puasa dan Idul Fitri hingga nanti libur sekolah.

Meski optimistis terjadi pertumbuhan hingga 20 persen, namun angka tersebut masih di bawah realisasi pada 2022 yang mencapai 33 persen. Alasannya, kata dia, karena pada 2022 belum semua industri ritel bangkit sehingga pertumbuhan hanya di lokasi tertentu.

Sedangkan tahun ini, hampir seluruh industri ritel sudah beroperasi kembali sehingga konsumen tidak berbelanja di beberapa titik, namun sudah merata.

Aprindo Bali memiliki 27 anggota yang merupakan pengusahaan ritel dengan jumlah gerai mencapai ribuan termasuk toko modern. Sebagian besar perusahaan ritel itu bergerak di sektor kebutuhan makan dan minum, fesyen, dan perlengkapan rumah tangga.

Senada dengan Aprindo Bali, Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Bali Gita Sunarwulan memproyeksi tingkat kunjungan di mal mencapai lebih dari 50 persen saat libur lebaran. Peningkatan kunjungan konsumen itu, kata dia, diharapkan mendongkrak daya beli karena THR sudah cair kepada para pekerja.

"Kalau kunjungan naik, penjualan juga naik, apalagi banyak mitra usaha menyiapkan promo," katanya.

Gita menambahkan di Bali terdapat 16 pusat perbelanjaan atau mal. Sebanyak 14 di antaranya tergabung menjadi anggota APPBI.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement