REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakem makan tiga kali sehari (di luar bulan Ramadhan) tampaknya simpel dan tidak sulit dilakukan. Nyatanya, ketika seseorang disibukkan rutinitas, sarapan, makan siang, dan makan malam kerap berantakan, bahkan terlewati begitu saja.
Dikutip dari laman Huffington Post, Selasa (18/4/2023), salah satu penyebabnya adalah kebiasaan ngemil atau menyantap makanan ringan. Hal itu diketahui dari survei besutan perusahaan makanan ringan Graze terhadap orang-orang di Inggris.
Menurut survei, banyak orang melewatkan waktu makan dan lebih memilih mengisi perut dengan ngemil. Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 2.000 orang tersebut, hanya empat dari 10 orang Inggris yang benar-benar makan tiga kali sehari.
Satu dari 10 peserta survei mengaku melakukannya akibat terlalu sibuk atau tidak cukup lapar untuk makan lengkap. Sebanyak 17 persen responden malah memang sengaja tidak makan makanan lengkap karena sedang mencoba menurunkan berat badan.
Dalam sepekan penuh, sebagian responden melewatkan waktu makan besar selama empat dari tujuh hari. Utamanya, Senin, Selasa, dan Rabu. Masih menurut survei, Gen Z adalah kelompok usia yang paling sering melewatkan waktu makan.
Selain sibuk, alasan melewatkan waktu makan adalah tidak tahu harus makan apa. Sejumlah 23 persen responden berpendapat makan tiga kali sehari sudah kuno dan ketinggalan zaman. Jadi, alih-alih makan dalam porsi penuh, mereka beralih menyantap makanan ringan.
Ngemil tidak selalu memiliki reputasi yang baik. Survei Graze menemukan bahwa responden survei lazimnya memilih kudapan yang kurang sehat, mengandalkan makanan olahan serta camilan tinggi gula dan garam untuk dikonsumsi.
Head of Food di Graze, Eleanor McClelland, mengatakan, kebanyakan orang meraih sebungkus keripik atau cokelat saat lapar. Padahal, jika memang mengandalkan camilan untuk menghilangkan rasa lapar, dianjurkan menyantap camilan sehat.
McCelland berpendapat, jenis makanan ringan yang tepat untuk tubuh antara lain kacang-kacangan, biji-bijian, dan buah-buahan yang bebas pewarna, perasa, dan pengawet buatan. Akan tetapi, kudapan sebaiknya bukan untuk menggantikan waktu makan.
"Ngemil adalah kata yang terkadang sarat dengan konotasi negatif, tetapi menyantap camilan di antara waktu makan bisa menjadi upaya yang bagus untuk memenuhi kebutuhan diet harian dengan cara yang bergizi," kata McClelland.