Selasa 18 Apr 2023 13:21 WIB

Cuaca Ekstrem Berpotensi Landa Sejumlah Wilayah Jatim Saat Lebaran

Pembentukan awan hujan diprakirakan masih terjadi hingga 21 April.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengamati pergerakan sikon tropis yang berada di Samudera Hindia melalui citra satelit Himawari di BMKG (ilustrasi)
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengamati pergerakan sikon tropis yang berada di Samudera Hindia melalui citra satelit Himawari di BMKG (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kelas I Juanda, Surabaya, mengungkapkan adanya potensi peningkatan cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Jawa Timur, yang berbarengan dengan momen Lebaran Idul Fitri 1444 H. Di mana peningkatan cuaca ekstrem tersebut berpotensi mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, hujan es, puting beliung, dan angin kencang.

Kepala Stasiun BMKG Kelas I Juanda, Taufiq Hermawan menjelaskan, berdasarkan analisis kondisi iklim, kondisi dinamika atmosfer di wilayah Jatim terpantau masih signifikan terdapat potensi peningkatan cuaca ekstrem. "Aktifnya gelombang ekuatorial rossby yang berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Jatim diprakirakan masih akan terjadi hingga 21 April 2023," kata Taufiq, Selasa (18/4/2023).

Sslain itu, kata Taufiq, aktifnya gelombang kelvin berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Jatim, yang diprakirakan akan terjadi pada 17 hingga 18 April 2023. Kemudian, kondisi suhu muka laut di perairan Jatim masih cukup hangat dengan anomali antara +1.0 samlai dengan +1.0 drajat Celsius, yang mengakibatkan suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer.

"Kondisi tersebut mempengaruhi pembentukan awan–awan Cumulonimbus yang semakin intens dan dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung, dan hujan es," ujarnya.