Selasa 18 Apr 2023 14:29 WIB

Presiden Putin Kunjungi Pasukan Rusia di Wilayah Ukraina yang Diduduki

Putin mengunjungi pos komando pasukan Rusia di wilayah Kherson.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Dalam foto yang diambil dari video keluaran TV Pool Rusia pada 19 Maret 2023, Presiden Vladimir Putin (kanan) didampingi Wakil Perdana Menteri Marat Khusnullin mengunjungi Mariupol di wilayah yang diduduki Rusia di Donetsk, Ukraina.
Foto: Pool Photo via AP
Dalam foto yang diambil dari video keluaran TV Pool Rusia pada 19 Maret 2023, Presiden Vladimir Putin (kanan) didampingi Wakil Perdana Menteri Marat Khusnullin mengunjungi Mariupol di wilayah yang diduduki Rusia di Donetsk, Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi markas besar pasukan Rusia yang bertempur di Ukraina pada Selasa (18/4/2023) pagi. Ini adalaj perjalanan kedua Putin ke wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia sejak Maret.

Sebuah video yang dirilis oleh Kremlin dan disiarkan oleh televisi pemerintah Rusia menunjukkan, Putin mengunjungi pos komando pasukan Rusia di wilayah Kherson. Video itu menunjukkan Putin tiba dengan helikopter dan menerima laporan dari petinggi militer tentang situasi pertempuran.

Baca Juga

Pemimpin Rusia itu kemudian kembali naik helikopter ke markas Garda Nasional Rusia di wilayah Luhansk untuk mendengar laporan dari para komandan. Di kedua lokasi, Putin memberi selamat kepada militer pada Paskah Ortodoks yang dirayakan pada Ahad lalu. 

Rusia menganeksasi wilayah Kherson dan Luhansk bersama dengan wilayah Donetsk dan Zaporizhzhia pada September. Perjalanan Putin ini menandai kunjungan keduanya ke wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.

Pada Maret, Putin mengunjungi kota pelabuhan Mariupol di Laut Azov yang dikuasai Rusia. Kota ini direbut oleh pasukan Rusia pada Mei setelah dua bulan pertempuran sengit.

Perjalanan Putin ke markas militer terjadi saat Ukraina sedang mempersiapkan serangan balasan baru untuk merebut kembali wilayah pendudukan. Perang Rusia di Ukraina telah berubah menjadi jalan buntu di tengah pertempuran sengit di timur negara itu, khususnya di sekitar Kota Bakhmut. Selama 8,5 bulan kota ini telah menjadi panggung perang terpanjang dan paling berdarah.

Pejabat Ukraina mengatakan, mereka mengulur waktu dengan menguras tenaga pasukan Rusia dalam pertempuran, sementara Kiev mempersiapkan serangan balasan.  Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berpendapat, jika Rusia memenangkan pertempuran Bakhmut, maka dapat memungkinkan Putin untuk mulai membangun dukungan internasional dalam kesepakatan yang mengharuskan Ukraina membuat kompromi yang tidak dapat diterima untuk mengakhiri perang.

Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Oleksiy Danilov, mengatakan kepada The Associated Press, sekutu Ukraina membantu pemerintah mencapai tingkat peralatan teknis yang diperlukan untuk melancarkan serangan, mengirimkan kendaraan lapis baja berat dan amunisi. Dia menyatakan keyakinannya bahwa Ukraina dapat mengembalikan semua wilayah yang diduduki Rusia.

"Kami akan mengalahkan Rusia. Jika Anda memiliki semangat yang kuat, Anda pasti akan menang. Dan kami selalu membuatnya kuat," ujar Danilov.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement